Thursday, March 10, 2016

Chronic Kidney Disease (Special World Kidney day 10 March 2016)

Image result for chronic kidney disease
KONSEP ASKEP GGK
1.    Pengkajian
a.    Anamnese pasien
·      Identitas pasien : Umumnya GGK terjadi terutama pada usia lanjut (50-70 th), usia muda, dapat terjadi pada semua jenis kelamin tetapi 70 % pada pria. Serta mereka yang memiliki pendidikan rendah.
·      Keluhan utama : Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah samapi penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.
·      Riwayat Penyakit
a)    Riwayat penyakit sekarang : Kaji onset penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan pola napas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya napas berbau ammonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi. Kaji sudah kemana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatan apa.
b)   Riwayat penyakit Dahulu : Kaji adanaya riwayat penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung, penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign Prostatic Hyperplasia, dan prostatektomi. Kaji adanya riwayat batu saluran kemih, infeksi system perkemihan yang berulan, penyakit diabetes militus, dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Pening untuk di kaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian dokumentasikan
·      Riwayat Psikososial : Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisis akn menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan, gangguan konsep diri (gambaran diri) dan gangguan peran pada keluarga (self esteem)
b.    Pemeriksaan Fisik
·      Keadaan Umum dan TTV
·      Keadaan umum klien lemah dan terlihat sakit berat.Tingkat kesadaran menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana dapat mempengaruhi system saraf pusat.Pada TTV sering di dapatkan adanya perubahan RR meningkat.Tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat.
·      Kepala
o  Kojungtiva anemis
o  Sclera ikteric dan kadang-kadang disertai mata merah (red eye syndrome)
o  Rambut rontok
o  Edema muka terutama daerah orbita,
o  mulut bau khas ureum
·      Leher
o  Vena jugularis meningkat/tidak
o  Pembesaran kelenjar/tidak
·      Dada
o  Gerakan napas kanan/kiri seimbang/simetris
o  Ronckhi basah/kering
o  Edema paru
o  Pernafasan cepat dan dalam, nyeri dada.
·      Abdoment
o  Ketegangan
o  Ascites (perhatikan penambahan lingkar perut pada kunjungan berikutnya)
o  Kram perut
o  Mual/muntah
·      Kulit
o  Sianosis,
o  akaral dingin
o  turgor kulit menurun
o  Gatal-gatal
·      Ekstremitas
o  Edema pada tungkai,
o  spatisitas otot
o  Kelemahan gerakan
·      Sistem Neuromuskuler
o  Data subjektif : tungkai lemah, parestesi, kram otot, daya konsentrasi turun, insomnia dan gelisah, nyeri/sakit kepala.
o  Data objektif : neuropati perifer, asteriksis dan mioklonus, nampak menahan nyeri.
·      Sistem genito – urinaria
o  Data subjektif : libido menurun, nokturia, oliguria/anuria, infertilitas (pada wanita)
o  Data objektif : edema pada sistem genital
c.    Body sistem
·      B1 (Breathing). Klien bernapas dengan bau urine (fetor uremik) sering di dapatkan pada fase ini. Respons uremia didapatkan adanya pernapasan Kussmaul. Pola napas cepat dan dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan karbon dioksida yang menumpuk di sirkulasi.
·      B2 (Blood).Pada kondisi uremia berat, tindakan auskultasi perawat akan menemukan adanya friction rub yang merupakan tanda khas efusi pericardial. Didapatkan tanda dan gejala gagal jantung kongestif, TD meningkat, akral dingin, CRT >3 detik, palpitasi, nyeri dada atau angina dan sesak napas, gangguan irama jantung, edema penurunan perfusi perifer sekunder dari penurunan curah jantung akibat hiperkalemi, dan gangguan konduksi elektrikal otot ventrikel. Pada system hematologi sering didapatkan adanya anemia. Anemia sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran GI, kecenderungan mengalami perdarahan sekunder dari trombositopenia.
·      B3 (Brain). Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti perubahan proses pikir dan disorientasi. Klien sering didapatkan adanya kejang, adanya neuropati perifer, burning feet syndrome, restless leg syndrome, kram otot, dan nyeri otot.
·      B4 (Bladder).Penurunan urine output <400ml/hari sampai anuri, terjadi penurunan libido berat.
·      B5 (Bowel). Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia dan diare sekunder dari bau mulut ammonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.
·      B6 (Bone). Didapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki (memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/berulangnya infeksi, pruritus, demam (sepsis, dehidrasi), petekie, area ekimosis pada kulit, fraktur tulang, defosit fosfat kalsium, pada kulit, jaringan lunak, dan sendi keterbatasan gerak sendi.Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi.
d.   Pengkajian Pola aktivitas
Pengkajian pada pasien dengan gagal ginjal akut menurut Marilynn E. Doenges (1999) adalah :
a)    Aktivitas / istirahat
Gejala  :  kelemahan ekstrem, kelemahan, malise.
                 Gangguan tidur, insomnia/gelisah atau somnolen
Tanda   :  kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak.
b)   Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi lama/berat.
Tanda : hipertensi ; DJV, nadi kuat edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak tangan. Disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang jarang pada penyakit tahap akhir. Friction rub pericardial (respons terhadap akumulasi sisa). Pucat ; kulit coklat kehijauan, kuning. Kecenderungan perdarahan.
c)    Integritas ego
Gejala : factor stress, contoh ; finansial, hubungan dan sebagainya.perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan
Tanda  :  menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian.
d)   Eleminasi
Gejala  : penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, (gagal tahap lanjut). Abdomen kembung, konstipasi atau diare
Tanda  : perubahan warna urine, contoh ; kuning pekat, merah, coklat, berawan. Oliguria ; dapat menjadi anuria.
e)    Makanan/cairan
Gejala  :  peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan malnutrisi). Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (pernapasan amonia), penggunaan diuretic.
f)    Tanda   : distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir). Perubahan turgor kulit/kelembaban. Edema (umum, tergantung). Ulserasi gusi, perdarahan gusi, perdarahan gusi/lidah. Penurunan otot, penurunan lemak subcutan, penampilan tak bertenaga.
g)   Neurosensori
Gejala  : sakit kepala, penglihatan kabur. Kram otot/kejang ; syndromekaki gelisah, kebas, rasa terbakar pada telapak kaki. Kebas/kesemutan dan kelemahan, khususnya extremitas bawah (neuropati perifer).
Tanda :  gangguan status mental, penurunan DTR, tanda Chvostek dan trousseau positif, kejang, fasikulasi otot, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
h)   Nyeri/kenyamanan
Gejala  : nyeri panggul, sakit kepala ; kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam hari)
Tanda  : perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah.
i)     Pernapasan
Gejala  : napas pendek, dispnea nocturnal paroxysmal; batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak.
Tanda  : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman pernapasan (pernapasan kussmaul). Batuk produktif dengan sputum merah muda-encer (edema paru).
j)     Keamanan
Gejala :  kulit gatal, ada/berulangnya infeksi.
Tanda :  pruritis, Demam (sepsis, dehidrasi), normotermia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal.Ptekie, area ekimosis pada kulit Fraktur tulang, keterbatasan gerak sendi
k)   Interaksi social
Gejala : kesulitan menentukan kondisi, contoh : tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi/peran biasanya dalam keluarga.
l)     Seksualitas
gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas
m) Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat DM (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis heredeter, kalkulus urenaria, maliganansi. Riwayat terpejan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan. Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini / berulang.
2.    Diagnosa keperawatan
a.    Actual/risiko kelebihan volume cairan b.d penurunan volume urine, retensi cairan dan natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan GFR.
b.    Actual/risiko terjadinya kerusakan integritas kulit b.d dengan gangguan status metabolic sirkulasi (anemia, iskemia jaringan) dan sensasi (neuropati ferifer), penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam kulit.
c.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak adekuat sekunder dari anoreksia, mual, muntah.
d.   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia,retensi produk sampah danprosedurdialysis.
e.    Kecemasan b.d prognosis penyakit, ancaman, kondisi sakit dan perubahan kesehatan.
3.    Intervensi
Actual/risiko kelebihan volume cairan b.d penurunan volume urine, retensi cairan dan natrium, peningkatan aldosteron sekunder dari penurunan GFR
Tujuan: dalam waktu 1 x 24 jam kelebihan volume cairan sistemik
Kriteria hasil:
·      Klien tidak sesak napas, edema ekstremitas berkurang, pitting edema (-), produksi urine >600ml/hr
Intervensi
Rasional
Kaji adanya edema ekstremitas
Curiga gagal ginjal kongesti/ kelebihan volume cairan
Istirahatkan/ anjurkan klien untuk tirah baring pada saat edema masih terjadi
Menjaga klien dalam keadaan tirah baring selama beberapa hari mungkin diperlukan untuk meningkatkan deuresis yang bertujuan mengurangi edema
Kaji tekanan darah
Sebagai salah satu cara untuk mengetahui peningkatan jumlah cairan yang dapat diketahui dengan meningkatkan beban kerja jantung yang dapat diketahui dari meningkatnya tekanan darah
Ukur intake dan out put
Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/air dan penurunan urine output
Timbang berat badan
Perubahan tiba-tiba dari berat badan menunjukkan gangguan keseimbangan cairan
Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/ masker sesuai dengan indikasi
Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miocard untuk melawan efek hipoksia/ ikemik
Kolaborasi.
Berikan diet tampa garam.

Berikan diet rendah protein tinggi kalori




Beriakn diuretik, contoh : furosemide, spironolakton, hidronolakton


Lakukan dialisis


Natrium meningkatkan retensi cairan dan meningkatkan volume plasma
Diet rendah kalori untuk menurunkan insufisiensi renal dan retensi nitrogen yang kaan meningkatkan BUN. Diet tinggi kalori untuk cadangan energi dan mengurangi ketabolisme protein
Diuretik bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi di jaringan sehingga menurunkan resiko terjadinya edema paru
Dialisis akan menurunkan volume cairan yang berlebih


Actual/risiko terjadinya kerusakan integritas kulit b.d dengan gangguan status metabolic sirkulasi (anemia, iskemia jaringan) dan sensasi (neuropati ferifer), penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam kulit.

Tujuan: dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada kerusakan integritas kulit
Kriteria hasil:
·                    Kulit tidak kering , hiperpigmentasi berkurang, memar pada kulit berkurang
Intervensi
Rasional
Kaji terhadap kekeringan kulit, pruritus, ekskoriasi dan infeksi
Perubahan mungkin disebabkan oleh penurunan aktivitas kelenjar keringat atau pengumpulan kalsium dan fosfat pada lapisan kutaneus
Kaji terhadap adanya peteki dan purpura
Perdarahan yang abnormal sering dihubungkan dengan penurunan jumlah dan fungsi platelet akibat uremia
Monitor lipatan kulit dan area yang edema
Area-area ini sangat mudah terjadinya injury.
Gunting kuku dan pertahankan kuku terpotong pendek dan bersih
Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium/ air dan penurunan urine out put
Kolaborasi.
Berikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan

Mengurangi stimulus gatal pada kulit.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak adekuat sekunder dari anoreksia, mual, muntah
Tujuan: dalam waktu 1 x 24 jam Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
kriteria hasil: menunjukan BB stabil Kriteria hasil:
·                     Menunjukkan BB yang stabil
Intervensi
Rasional
Kaji / catat pemasukan diet
Membantu dalam mengidentifikasi defesiensi dan kebutuhan diet. Kondisi fisik umum, gejala uremik ( contoh mual, anoreksia, gangguan rasa) dan pembatasan diet multipel mempengaruhi pemasukan makanan
Berikan makanan sedikit dan sering
Meminimalkan anoreksia dan mual sehubungan dengan status uremik/ menurunya peristaltik.
Timbang berat badan tiap hari
Pasien puasa/ketabolik aka secara normal kehilangan 0.2-0.5 kg/hari. Perubahan 0.5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan
Kolaborasi.
Berikan obat sesuai indikasi
Sediaan besi
Kalsium
Vitamin D
Vitamin B kompleks
Antiemetik : contoh prokoloperazin, (comp,azine), trimetobenzamid (tigan)
Defesiensi besi dapat terjadi bila protein dibatasi. Pasien anemik gangguan fungsi GI
Memperbaiki kadar normal serum untuk memperbaiki fungsi jantung dan neuromuskular, pembekuaan drah dan metabolisme tulang
Perlu untuk memudahkan absorpsi kalsium dan traktus GI
Vital sebagai koenzim pada pertumbuhan sel dan kerjanya pemasukan diturunkan untuk pembatasan protein
Diberikan untuk menghilangkan ual/munatah dan dapat meningkatkan pemasukan oral

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia,retensi produk sampah danprosedurdialysis
Tujuan: dalam waktu 1 x 24 Berpartisipasi dalam dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
Kriteria hasil:
·       Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi
Rasional
Kaji factor yang menimbulkan keletihan ; anemia,ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,retensi produk sampah,depresi.
R: Menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan.

Tingkatkan kemndirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi ; bantu jika keletihan terjadi.
R: Meningkatkan aktivitas ringan / sedang dan memperbaiki harga diri.

Anjurkan aktivitas alternative sambil istirahat.
Mendorong latihan dan aktivitas dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat yang adekuat.
Anjurkan untuk istirahat setelah dialisis

Istirahat yang adekuat dianjurkan setelah dialysis, yang bagi banyak paisen sangat melelahkan.

Kecemasan b.d prognosis penyakit, ancaman, kondisi sakit dan perubahan kesehatan.
Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam kecemasan pasien berkurang.
Kriteria hasil:
Pasien menyatakan kecemasan berkurang , mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap tindakan, wajah rileks.
Intervensi
Rasional
Kaji tanda perbal dan non verbal kecemasan, dampingi pasien dan lakukan tindakan bila menunjukkan prilaku merusak.
Reaksi verbal/ nonverbal dapat menunjukkan rasa agitasi, marah, dan gelisah.
Hindari konfrontasi
Konfrontasi dapat meningkatkan rsa marah, menurunkan kerja sama dan mungkin memperlambat penyembuhan.
Mulai melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirehat.
Mengurangi ransangan eksternal yang tidak perlu.
Tingkatkan control sensasi pasien.
Control sensasi pasien ( dan dalam menurunkan ketakutan) dengan caramemberikan informasi tentang keadaan pasien, menekankan pada penghargaan terhadap sumbr-sumberkoping ( pertahanan diri) yang positif, membantu latihan relaksasi dan tekni-teknik pengalihan, serta memberikan respons balik yang positif.
Orientasikan pasien terhadap prosedur rutin dan aktivitas yang diharapkan.
Orientasi dapat menurunkan kecemasan.
Beeri kesempatan terhadap pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.
Dapat menghilangkan ketegangan terhadap kekhawatiran yang tidak di eksprsikan.
Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat
Memberikan waktu untuk mengekspresikan perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku adaptasi. Adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien untuk melayani aktivitas dan pengalihan (misalnya: membaca) akan menurunkan perasaan terisolasi.
Kolaborasi: berikan anti cemas sesuai indikasi, contohnya diazepam.
Meningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan.


Aru, W. Sudoyo. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1Edisi 1V.Jakarta : Pusat Dapertemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Edisi.8. Jakarta : EGC
Doenges, E. Marilyn.2002. Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Huddak & Gallo. 1996. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume II. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mansjoer, Arif.dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius. FKUI

Muttaqin, Arif. Sari, kumala. 2011. Asuahan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika

Price, Sylvia,dkk. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC
Susanne, C Smelzer. 2002. Keperawatan Medikal Bedah (Brunner &Suddarth) , Edisi VIII, Volume 2. Jakarta: EGC
Tjokronegoro, Arjatmo. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai Penerbit FKUI


No comments:

Post a Comment