Friday, January 25, 2013

Bagian tubuh yang tersakiti saat patah hati

 

Pernahkah Anda merasakan sakitnya patah hati? Sekali pun yang sakit bukan organ hati Anda, namun ternyata patah hati dapat membawa dampak yang kurang sehat pada bagian tubuh Anda yang lainnya.
WomansHealth melansir 6 bagian tubuh manusia yang akan menanggung sakit akibat patah hati, yaitu:
  1. OtakSaat patah hati bagian otak yang bernama secondary somatosensory cortex akan ikut terpengaruh. Akibatnya akan muncul gejala seperti rasa pegal, nyeri otot dan ketidaknyamanan lain akibat adanya reaksi di bagian otak tersebut.
  2. Sistem HormonalSaat pasangan mengucapkan kata-kata perpisahan, kelenjar adrenal akan bereaksi dengan cara mengaduk berbagai jenis hormon seperti kortisol dan adrenalin sebagai dampak dari stres. Kuantitas hormon yang dilepaskan tergantung dari tingkat stres yang dialami, dan bahkan dapat meningkatkan tekanan darah.
  3. Sistem ImunKalimat “putus” juga dapat merangsang sistem daya tahan tubuh untuk bereaksi secara berlebihan. Akibatnya, terjadi kerusakan sel akibat peradangan . Bagian sistem imun yang berfungsi memerangi infeksi menjadi tidak stabil, sehingga mudah mengalami keluhan panas dingin atau meriang.
  4. PerutBeberapa orang pasti pernah mengalami perut mulas saat mendengar ajakan untuk putus. Ini adalah pengaruh stres yang akhirnya merangsang naiknya asam lambung dalam perut. Tak hanya itu, otak pun akan mengirimkan sinyal untuk tetap kenyang yang berujung pada hilangnya nafsu makan.
  5. RambutSaat patah hati, beberapa kantung rambut akan mengalami fase telogen effluvium atau fase istirahat dan berhenti tumbuh untuk sementara. Bahkan dalam tingkat stres tertentu dapat menyebabkan kerontokan rambut yang cukup parah.
  6. KulitGangguan yang paling sering terjadi pada kulit saat mengalami patah hati adalah jerawat. Ini terjadi akibat hormon stres yang berlebihan dan dapat menyumbat pori-pori yang dilalui pembuluh darah. Selain memunculkan jerawat, hal ini juga dapat mengakibatkan bintik-bintik merah pada wajah.

Misteri Jodoh: Benarkah Cari Jodoh Itu Susah?

 

Ada banyak misteri dalam kehidupan ini, salah satunya adalah jodoh. Seperti kebanyakan misteri, jodoh adalah pembahasan yang tidak ada habis-habisnya. Mari simak serunya mengungkap misteri jodoh, atau mungkin tulisan ini justru menambah misteri baru?
Di zaman serba modern ini, misteri jodoh, cari jodoh dan semua yang berhubungan dengan jodoh justru semakin runyam. Puluhan tahun lalu, orang yang dinikahi (apalagi jika pernikahan bertahan lama hingga maut memisahkan), itulah yang namanya jodoh, sepasang manusia yang ditakdirkan bersama. Tapi di masa kini, saat pengetahuan dan pemikiran cepat berkembang, siapa yang akan menjadi jodoh kita semakin dipertanyakan. Tidak heran jika semua yang berhubungan dengan ramalan jodoh laris manis.
Beberapa waktu lalu, seorang sahabat Vemale (yang tidak mau disebut namanya) ngobrol ringan dengan kami. Dia mengatakan, "Jodoh itu tidak selalu orang yang kita nikahi, bisa jadi kita tidak menikah dengan jodoh kita, tetapi hanya pasangan hidup kita,"
Nah lo, bingung kan?
Lalu jika tidak menikah dengan jodoh kita, di manakah jodoh kita yang sesungguhnya? Pernahkah Anda memikirkan hal ini?
Sahabat kami melanjutkan, "Bisa jadi orang yang menikah dengan kita memang bukan jodoh kita, bisa jadi jodoh kita yang sebenarnya entah siapa sedang apa di luar sana, atau bisa saja jodoh kita yang sebenarnya menjadi salah satu tamu pernikahan kita, who knows?"
Setelah kami selidiki, ternyata pendapat ini dipercaya beberapa wanita. Bahkan tidak jarang pemikiran ini menjadi hal paling ditakuti wanita jelang hari pernikahannya. "Bagaimana jika aku salah pilih? Bagaimana jika dia bukan jodohku? Bagaimana jika jodohku masih ada di luar sana, kami belum bertemu tetapi aku sudah akan menikah?"
Diakui atau tidak, ketakutan-ketakutan seperti itu memang ada. Memilih pasangan yang memegang teguh komitmen hingga menikah saja sulit, eh ini ada yang mengatakan bisa jadi itu bukan jodoh kita. Padahal cita-cita mayoritas wanita adalah menikah dan hidup dengan jodohnya.
Semua orang takut salah pilih atau dipilih oleh orang yang salah. Tapi ingat ladies, semampu apapun manusia menyibak misteri jodoh, jodoh tetap menjadi rahasia Tuhan. Yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa dan memohon petunjuk dari-Nya, tidak ada cara lain yang lebih baik daripada itu, termasuk ramalan jodoh.
Jika Anda sudah menemukan pria yang tepat dan merencanakan sebuah pernikahan yang matang, apalagi yang Anda tunggu? Jika niat Anda dan dia baik, semua jalan akan dimudahkan oleh-Nya. Tidak perlu memikirkan pendapat mengenai jodoh yang kerap hadir dan justru memundurkan langkah Anda untuk membangun rumah tangga bersama orang yang Anda cintai dan mencintai Anda.
Lalu bagaimana jika yang saya nikahi bukan jodoh saya?
Ladies, bagaimana hidup Anda bisa tenang jika belum menikah saja Anda sudah pesimis dan takut duluan? Optimislah, dan nikmati apa yang sudah Tuhan berikan pada Anda. Bukankah kasih sayang dan cinta adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk membuat Anda selalu merasakan bahagia? Jika saat ini Anda bahagia dengannya, rasanya urusan jodoh sudah tidak perlu Anda pusingkan lagi.
Bagaimana menurut Anda ladies? Apakah masalah cari jodoh memang runyam? Atau karena manusia terlalu banyak pertimbangan sehingga semua yang mudah justru terasa runyam? Silakan bagi pendapat Anda di kolom komentar :)

Ingin Sehat di Tahun 2013 ? Ubah Gaya Hidup Anda!


 
Gaya hidup akan menentukan kondisi fisik kita, dan kesehatan kita secara menyeluruh. Gaya hidup yang kita pilih sebelumnya, atau sekarang akan mempengaruhi sehat-tidaknya kita kini. Bahkan di hari tua kita. Sebagian besar penyakit yang diderita di era sekarang ini berkaitan dengan gaya hidup, terutama diet kita. Kita tidak begitu saja tiba-tiba menderita diabetes mellitus (DM), hipertensi, stroke, atau serangan jantung. Gaya hidup yang kita pilihlah yang menyebabkan kita mengidapnya saat ini.

Lalu, disamping gaya hidup, yang sering dpertanyakan adalah pengaruh faktor genetik. Yang selama ini menjadi alasan pembenaran bagi sebagian kita sebagai penyebab sakitnya kita. Pengalaman saya dengan banyak pasien menunjukkan begitu. Banyak pasien beranggapan bila orang tua, kakek, nenek, saudara menderita DM, kemudian dia DM juga, apa boleh buat, terima saja, sudah nasib.

Memang benar, ada beberapa panyakit yang terkait dengan faktor genetik, yang tidak dapat dimodifikasi. Tetapi, pada sebagian besar penyakit itu disebabkan oleh  gaya hidup, dan diet yang kita pilih. Karenanya, ada yang mengumpamakan faktor genetik itu sebagai sebuah lilin, tidak akan menyala bila tidak ada pemantiknya. Dan, pemantiknya itu adalah gaya hidup kita sendiri, yang menyebabkan penyakit itu mekar dalam tubuh Anda.

Sehubungan dengan itu, di awal tahun 2013 ini adalah kesempatan bagi kita merenungkan kembali apakah gaya hidup kita selama ini telah mendukung harapan kita agar tetap sehat, atau kalau kita dalam keadaan sakit, bagaimana bisa pulih kembali. Sebagai contoh sederhana, Anda sekarang menderita DM. DM itu, penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi faktor risikonya seperti kegemukan, sedentary life, pola makan yang tidak sehat bertanggungjawab terhadap timbulnya diabetes ini. Anda ketahui bahwa, semua faktor risiko itu terkait dengan gaya hidup Anda - faktor genetik juga berperan, tetapi Anda tidak dapat mengintervensinya.

Jadi, Anda menderita DM sekarang ini sebagian besar ditentukan oleh gaya hidup yang Anda jalani selama ini.  Lalu, bila gaya hidup Anda sama saja dengan sebelumnya, ya,  Anda akan tetap saja seperti sekarang. Harapan Anda untuk lebih baik di masa yang akan datang, tidak mungkin. Bahkan, seiring dengan berjalannya penyakit, bertambahnya usia Anda, DM Anda dapat semakin memburuk, komplikasinya tinggal menunggu waktu.


Mengubah gaya hidup, perilaku  yang selama ini sudah menjadi kebiasaan kita memang sulit. Kebanyakan pasien saya lihat kadang-kadang  setelah mengalami komplikasi yang berat dari suatu penyakit baru sadar. Setelah kaki diamputasi karena komplikasi diabetes baru mau diet. Setelah didiagnosis menderita Kanker paru pada seorang perokok baru mau berhenti. Istilah saya, baru sadar setelah keningnya membentur tembok. Walaupun demikian, di antara yang sulit berubah itu, jutaan lain ternyata bisa. Jutaan penikmat rokok dapat berhenti, jutaan penyandang DM dapat memilih gaya hidup yang lebih sehat. Kuncinya saya kira adalah motivasi, kemauan, dan kesadaran yang kuat.

Oleh sebab itu, kalau Anda ingin lebih sehat di Tahun 2013 ini, ubahlah gaya hidup Anda. Kalau gaya hidup dan pola makan Anda dapat membuat Anda sakit, sebaliknya gaya hidup dan pola makan itu juga dapat menjadikan Anda sehat. Perubahan kecil yang Anda lakukan seperti menambahkan sedikit sayuran ke dalam piring Anda, memperkecil sedikit takaran piring Anda, mengurangi jumlah puntung rokok Anda, memeperbanyak langkah Anda, menghiasi wajah Anda dengan banyak senyum, InsyaAllah sehat itu Akan menjadi bagian dari kehidupan Anda. Amin!

Batu Empedu, Bersembunyi di Balik Perut Buncit


 
Perut buncit ternyata tidak hanya berhubungan dengan risiko diabetes, jantung, hipertensi, stroke, mendengkur. Tetapi, dibalik perut yang gendut dan lemak yang tebal ada kemungkinan bersembunyinya batu empedu.  Risiko batu empedu pada pemilik perut buncit lebih besar dibandingkan perut yang flat, berat badan normal. Pada wanita  gemuk usia 40 tahun ke atas yang dikenal dengan singkatan,  "3 F" , Female, Fat, dan Fourty, kemungkinan bersarangnya batu empedu ini lebih besar lagi.
Sehubungan dengan itu, suatu pagi di ruang poli penyakit dalam, saya menemukan satu kasus yang khas dengan 3 F ini.  Pasien, seorang wanita, umur 42 Tahun, gemuk sekali mengeluh nyeri pada perut bagian atas di bawah tulang iga kanannya. Nyeri menjalar ke punggung belakang. Di samping rasa nyeri pasien ini juga mengeluh mual, muntah, panas dan mata kuning. Pada pemeriksaan fisik saya lihat mata kuning sekali, kulit badan juga demikian. Waktu saya tekan di daerah posisi empedunya, pasien mengeluh nyeri sekali.
"Sakit apa saya dok?"  Tiba-tiba pasien bertanya seperti ketakutan.
"Kemungkinan batu empedu yang mengalami komplikasi infeksi pada kandung empedu Ibu", jawab saya.

Melihat gejala dan pemeriksaan fisik dan penampilan pasien ini, rasanya saya yakin sekali dengan perkiraan saya itu.
Pemeriksaan USG memang menunujukkan demikian, ada batu di kantong empedu dan salurannya yang cukup besar.
"Mengapa bisa ya dok, ada  batu di sana?" tanya pasien lagi.
"Tidak pasti juga penyebabnya, tetapi kegemukan seperti Ibu ini bisa merupakan salah satu faktor risiko penting terbentuknya  batu tersebut," jawab saya .
Batu empedu, sesuai namanya, adalah batu dalam kandung atau saluran empedu yang terutama dibentuk oleh kolesterol yang ada dalam cairan empedu. Bila produksi kolesterol ini berlebihan seperti pada orang yang gemuk, dan penyerapannya tidak seimbang, maka kemungkinan pembentukan batu empedu ini semakin besar.
Obesitas memang memang merupakan faktor risiko utama batu empedu, apalagi pada wanita. Wanita pada umur 20-60 mempunyai risiko dua kali lebih besar menderita batu empedu dibanding pria. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sedikit saja dapat meningkatkan risiko seseorang untuk berkembangnya batu empedu ini.
Seiring meningkatnya kejadian obesitas pada anak-anak dan remaja, risiko mereka terkena batu empedu juga semakin besar. Suatu  penelitian yang melihat kejadian batu empedu pada anak umur 10-19 tahun di California menunjukkan bahwa anak-anak wanita  yang sangat gemuk mempunyai risiko delapan kali terkena batu empedu ini dibandingkan dengan kelompok temanya dengan berat badan normal.

Dan, mereka yang overweight mempunyai risiko terkena batu empedu dua kali lebih besar dibanding mereka yang memiliki berat badan normal. Risiko meningkat lagi pada mereka yang obes. Oleh karena itu, bangga, dan membiarkan anak-anak Anda gemuk sama saja dengan menabur bibit batu dalam kandung empedunya. Bila suatu saat membesar, dan mengalami komplikasi, tindakan operasi sering diperlukan.
Pasien dengan batu empedu sering tidak menampakkan gejala, bahkan sebagian besar mereka tidak mengetahui bahwa ada batu bersembunyi dalam empedunya. Mual, muntah, kembung, dan perasaan tidak enak terutama setelah mengonsusmsi makanan berlemak, dapat dijumpai. Bila terjadi komplikasi seperti infeksi, penyumbatan saluran empedu, nyeri yang diakibatkannya dapat sakit sekali, menyerupai serangan kolik. Gejala akibat obstruksi saluran empedu dapat serupa dengan hepatitis,  mata, kulit kuning bisa juga terjadi.
Kemudian, karena faktor risiko utama batu empedu adalah kegemukan. Maka, upaya mencegah, menurunkan berat badan adalah penting sekali. Diet, olahraga bisa membantu. Mengurangi konsumsi daging merah, apalagi yang banyak mengandung lemak sangat dianjurkan. Tetapi penurunan berat badan yang cepat, kemudian naik lagi, dikenal dengan diet yo-yo, malah dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu.

Jadi, bila Anda gemuk, apalagi seorang wanita, usia lebih dari 40 tahun, Anda harus hati-hati, pemeriksaan untuk memastikan  ada tidaknya batu empedu itu lebih baik dilakukan. jangan menunggu komplikasi dulu baru Anda ke dokter.  Pencegahan terbaik adalah mempertahankan berat badan normal, olahraga, mengurangi daging merah terutama yang banyak mengandung lemak..