Sunday, March 17, 2013

UjianProposalku

Besok tgl 18 maret 2013 yuni akan ujian proposal.. dapetnya penguji dari luar namax Mr.Ramli.
semoga semuanya lancar ya Allah.. aminn.
Makasii buat dkungan dan doanya terutama buat Ortuku (JK Fam), my beloved dr.saputra yogi soetomo, bu dr.putri, dr rijal dan Mr. declik.. juga buat sahabat-sahabatku.

Friday, January 25, 2013

Bagian tubuh yang tersakiti saat patah hati

 

Pernahkah Anda merasakan sakitnya patah hati? Sekali pun yang sakit bukan organ hati Anda, namun ternyata patah hati dapat membawa dampak yang kurang sehat pada bagian tubuh Anda yang lainnya.
WomansHealth melansir 6 bagian tubuh manusia yang akan menanggung sakit akibat patah hati, yaitu:
  1. OtakSaat patah hati bagian otak yang bernama secondary somatosensory cortex akan ikut terpengaruh. Akibatnya akan muncul gejala seperti rasa pegal, nyeri otot dan ketidaknyamanan lain akibat adanya reaksi di bagian otak tersebut.
  2. Sistem HormonalSaat pasangan mengucapkan kata-kata perpisahan, kelenjar adrenal akan bereaksi dengan cara mengaduk berbagai jenis hormon seperti kortisol dan adrenalin sebagai dampak dari stres. Kuantitas hormon yang dilepaskan tergantung dari tingkat stres yang dialami, dan bahkan dapat meningkatkan tekanan darah.
  3. Sistem ImunKalimat “putus” juga dapat merangsang sistem daya tahan tubuh untuk bereaksi secara berlebihan. Akibatnya, terjadi kerusakan sel akibat peradangan . Bagian sistem imun yang berfungsi memerangi infeksi menjadi tidak stabil, sehingga mudah mengalami keluhan panas dingin atau meriang.
  4. PerutBeberapa orang pasti pernah mengalami perut mulas saat mendengar ajakan untuk putus. Ini adalah pengaruh stres yang akhirnya merangsang naiknya asam lambung dalam perut. Tak hanya itu, otak pun akan mengirimkan sinyal untuk tetap kenyang yang berujung pada hilangnya nafsu makan.
  5. RambutSaat patah hati, beberapa kantung rambut akan mengalami fase telogen effluvium atau fase istirahat dan berhenti tumbuh untuk sementara. Bahkan dalam tingkat stres tertentu dapat menyebabkan kerontokan rambut yang cukup parah.
  6. KulitGangguan yang paling sering terjadi pada kulit saat mengalami patah hati adalah jerawat. Ini terjadi akibat hormon stres yang berlebihan dan dapat menyumbat pori-pori yang dilalui pembuluh darah. Selain memunculkan jerawat, hal ini juga dapat mengakibatkan bintik-bintik merah pada wajah.

Misteri Jodoh: Benarkah Cari Jodoh Itu Susah?

 

Ada banyak misteri dalam kehidupan ini, salah satunya adalah jodoh. Seperti kebanyakan misteri, jodoh adalah pembahasan yang tidak ada habis-habisnya. Mari simak serunya mengungkap misteri jodoh, atau mungkin tulisan ini justru menambah misteri baru?
Di zaman serba modern ini, misteri jodoh, cari jodoh dan semua yang berhubungan dengan jodoh justru semakin runyam. Puluhan tahun lalu, orang yang dinikahi (apalagi jika pernikahan bertahan lama hingga maut memisahkan), itulah yang namanya jodoh, sepasang manusia yang ditakdirkan bersama. Tapi di masa kini, saat pengetahuan dan pemikiran cepat berkembang, siapa yang akan menjadi jodoh kita semakin dipertanyakan. Tidak heran jika semua yang berhubungan dengan ramalan jodoh laris manis.
Beberapa waktu lalu, seorang sahabat Vemale (yang tidak mau disebut namanya) ngobrol ringan dengan kami. Dia mengatakan, "Jodoh itu tidak selalu orang yang kita nikahi, bisa jadi kita tidak menikah dengan jodoh kita, tetapi hanya pasangan hidup kita,"
Nah lo, bingung kan?
Lalu jika tidak menikah dengan jodoh kita, di manakah jodoh kita yang sesungguhnya? Pernahkah Anda memikirkan hal ini?
Sahabat kami melanjutkan, "Bisa jadi orang yang menikah dengan kita memang bukan jodoh kita, bisa jadi jodoh kita yang sebenarnya entah siapa sedang apa di luar sana, atau bisa saja jodoh kita yang sebenarnya menjadi salah satu tamu pernikahan kita, who knows?"
Setelah kami selidiki, ternyata pendapat ini dipercaya beberapa wanita. Bahkan tidak jarang pemikiran ini menjadi hal paling ditakuti wanita jelang hari pernikahannya. "Bagaimana jika aku salah pilih? Bagaimana jika dia bukan jodohku? Bagaimana jika jodohku masih ada di luar sana, kami belum bertemu tetapi aku sudah akan menikah?"
Diakui atau tidak, ketakutan-ketakutan seperti itu memang ada. Memilih pasangan yang memegang teguh komitmen hingga menikah saja sulit, eh ini ada yang mengatakan bisa jadi itu bukan jodoh kita. Padahal cita-cita mayoritas wanita adalah menikah dan hidup dengan jodohnya.
Semua orang takut salah pilih atau dipilih oleh orang yang salah. Tapi ingat ladies, semampu apapun manusia menyibak misteri jodoh, jodoh tetap menjadi rahasia Tuhan. Yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa dan memohon petunjuk dari-Nya, tidak ada cara lain yang lebih baik daripada itu, termasuk ramalan jodoh.
Jika Anda sudah menemukan pria yang tepat dan merencanakan sebuah pernikahan yang matang, apalagi yang Anda tunggu? Jika niat Anda dan dia baik, semua jalan akan dimudahkan oleh-Nya. Tidak perlu memikirkan pendapat mengenai jodoh yang kerap hadir dan justru memundurkan langkah Anda untuk membangun rumah tangga bersama orang yang Anda cintai dan mencintai Anda.
Lalu bagaimana jika yang saya nikahi bukan jodoh saya?
Ladies, bagaimana hidup Anda bisa tenang jika belum menikah saja Anda sudah pesimis dan takut duluan? Optimislah, dan nikmati apa yang sudah Tuhan berikan pada Anda. Bukankah kasih sayang dan cinta adalah perpanjangan tangan Tuhan untuk membuat Anda selalu merasakan bahagia? Jika saat ini Anda bahagia dengannya, rasanya urusan jodoh sudah tidak perlu Anda pusingkan lagi.
Bagaimana menurut Anda ladies? Apakah masalah cari jodoh memang runyam? Atau karena manusia terlalu banyak pertimbangan sehingga semua yang mudah justru terasa runyam? Silakan bagi pendapat Anda di kolom komentar :)

Ingin Sehat di Tahun 2013 ? Ubah Gaya Hidup Anda!


 
Gaya hidup akan menentukan kondisi fisik kita, dan kesehatan kita secara menyeluruh. Gaya hidup yang kita pilih sebelumnya, atau sekarang akan mempengaruhi sehat-tidaknya kita kini. Bahkan di hari tua kita. Sebagian besar penyakit yang diderita di era sekarang ini berkaitan dengan gaya hidup, terutama diet kita. Kita tidak begitu saja tiba-tiba menderita diabetes mellitus (DM), hipertensi, stroke, atau serangan jantung. Gaya hidup yang kita pilihlah yang menyebabkan kita mengidapnya saat ini.

Lalu, disamping gaya hidup, yang sering dpertanyakan adalah pengaruh faktor genetik. Yang selama ini menjadi alasan pembenaran bagi sebagian kita sebagai penyebab sakitnya kita. Pengalaman saya dengan banyak pasien menunjukkan begitu. Banyak pasien beranggapan bila orang tua, kakek, nenek, saudara menderita DM, kemudian dia DM juga, apa boleh buat, terima saja, sudah nasib.

Memang benar, ada beberapa panyakit yang terkait dengan faktor genetik, yang tidak dapat dimodifikasi. Tetapi, pada sebagian besar penyakit itu disebabkan oleh  gaya hidup, dan diet yang kita pilih. Karenanya, ada yang mengumpamakan faktor genetik itu sebagai sebuah lilin, tidak akan menyala bila tidak ada pemantiknya. Dan, pemantiknya itu adalah gaya hidup kita sendiri, yang menyebabkan penyakit itu mekar dalam tubuh Anda.

Sehubungan dengan itu, di awal tahun 2013 ini adalah kesempatan bagi kita merenungkan kembali apakah gaya hidup kita selama ini telah mendukung harapan kita agar tetap sehat, atau kalau kita dalam keadaan sakit, bagaimana bisa pulih kembali. Sebagai contoh sederhana, Anda sekarang menderita DM. DM itu, penyebab pastinya tidak diketahui, tetapi faktor risikonya seperti kegemukan, sedentary life, pola makan yang tidak sehat bertanggungjawab terhadap timbulnya diabetes ini. Anda ketahui bahwa, semua faktor risiko itu terkait dengan gaya hidup Anda - faktor genetik juga berperan, tetapi Anda tidak dapat mengintervensinya.

Jadi, Anda menderita DM sekarang ini sebagian besar ditentukan oleh gaya hidup yang Anda jalani selama ini.  Lalu, bila gaya hidup Anda sama saja dengan sebelumnya, ya,  Anda akan tetap saja seperti sekarang. Harapan Anda untuk lebih baik di masa yang akan datang, tidak mungkin. Bahkan, seiring dengan berjalannya penyakit, bertambahnya usia Anda, DM Anda dapat semakin memburuk, komplikasinya tinggal menunggu waktu.


Mengubah gaya hidup, perilaku  yang selama ini sudah menjadi kebiasaan kita memang sulit. Kebanyakan pasien saya lihat kadang-kadang  setelah mengalami komplikasi yang berat dari suatu penyakit baru sadar. Setelah kaki diamputasi karena komplikasi diabetes baru mau diet. Setelah didiagnosis menderita Kanker paru pada seorang perokok baru mau berhenti. Istilah saya, baru sadar setelah keningnya membentur tembok. Walaupun demikian, di antara yang sulit berubah itu, jutaan lain ternyata bisa. Jutaan penikmat rokok dapat berhenti, jutaan penyandang DM dapat memilih gaya hidup yang lebih sehat. Kuncinya saya kira adalah motivasi, kemauan, dan kesadaran yang kuat.

Oleh sebab itu, kalau Anda ingin lebih sehat di Tahun 2013 ini, ubahlah gaya hidup Anda. Kalau gaya hidup dan pola makan Anda dapat membuat Anda sakit, sebaliknya gaya hidup dan pola makan itu juga dapat menjadikan Anda sehat. Perubahan kecil yang Anda lakukan seperti menambahkan sedikit sayuran ke dalam piring Anda, memperkecil sedikit takaran piring Anda, mengurangi jumlah puntung rokok Anda, memeperbanyak langkah Anda, menghiasi wajah Anda dengan banyak senyum, InsyaAllah sehat itu Akan menjadi bagian dari kehidupan Anda. Amin!

Batu Empedu, Bersembunyi di Balik Perut Buncit


 
Perut buncit ternyata tidak hanya berhubungan dengan risiko diabetes, jantung, hipertensi, stroke, mendengkur. Tetapi, dibalik perut yang gendut dan lemak yang tebal ada kemungkinan bersembunyinya batu empedu.  Risiko batu empedu pada pemilik perut buncit lebih besar dibandingkan perut yang flat, berat badan normal. Pada wanita  gemuk usia 40 tahun ke atas yang dikenal dengan singkatan,  "3 F" , Female, Fat, dan Fourty, kemungkinan bersarangnya batu empedu ini lebih besar lagi.
Sehubungan dengan itu, suatu pagi di ruang poli penyakit dalam, saya menemukan satu kasus yang khas dengan 3 F ini.  Pasien, seorang wanita, umur 42 Tahun, gemuk sekali mengeluh nyeri pada perut bagian atas di bawah tulang iga kanannya. Nyeri menjalar ke punggung belakang. Di samping rasa nyeri pasien ini juga mengeluh mual, muntah, panas dan mata kuning. Pada pemeriksaan fisik saya lihat mata kuning sekali, kulit badan juga demikian. Waktu saya tekan di daerah posisi empedunya, pasien mengeluh nyeri sekali.
"Sakit apa saya dok?"  Tiba-tiba pasien bertanya seperti ketakutan.
"Kemungkinan batu empedu yang mengalami komplikasi infeksi pada kandung empedu Ibu", jawab saya.

Melihat gejala dan pemeriksaan fisik dan penampilan pasien ini, rasanya saya yakin sekali dengan perkiraan saya itu.
Pemeriksaan USG memang menunujukkan demikian, ada batu di kantong empedu dan salurannya yang cukup besar.
"Mengapa bisa ya dok, ada  batu di sana?" tanya pasien lagi.
"Tidak pasti juga penyebabnya, tetapi kegemukan seperti Ibu ini bisa merupakan salah satu faktor risiko penting terbentuknya  batu tersebut," jawab saya .
Batu empedu, sesuai namanya, adalah batu dalam kandung atau saluran empedu yang terutama dibentuk oleh kolesterol yang ada dalam cairan empedu. Bila produksi kolesterol ini berlebihan seperti pada orang yang gemuk, dan penyerapannya tidak seimbang, maka kemungkinan pembentukan batu empedu ini semakin besar.
Obesitas memang memang merupakan faktor risiko utama batu empedu, apalagi pada wanita. Wanita pada umur 20-60 mempunyai risiko dua kali lebih besar menderita batu empedu dibanding pria. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sedikit saja dapat meningkatkan risiko seseorang untuk berkembangnya batu empedu ini.
Seiring meningkatnya kejadian obesitas pada anak-anak dan remaja, risiko mereka terkena batu empedu juga semakin besar. Suatu  penelitian yang melihat kejadian batu empedu pada anak umur 10-19 tahun di California menunjukkan bahwa anak-anak wanita  yang sangat gemuk mempunyai risiko delapan kali terkena batu empedu ini dibandingkan dengan kelompok temanya dengan berat badan normal.

Dan, mereka yang overweight mempunyai risiko terkena batu empedu dua kali lebih besar dibanding mereka yang memiliki berat badan normal. Risiko meningkat lagi pada mereka yang obes. Oleh karena itu, bangga, dan membiarkan anak-anak Anda gemuk sama saja dengan menabur bibit batu dalam kandung empedunya. Bila suatu saat membesar, dan mengalami komplikasi, tindakan operasi sering diperlukan.
Pasien dengan batu empedu sering tidak menampakkan gejala, bahkan sebagian besar mereka tidak mengetahui bahwa ada batu bersembunyi dalam empedunya. Mual, muntah, kembung, dan perasaan tidak enak terutama setelah mengonsusmsi makanan berlemak, dapat dijumpai. Bila terjadi komplikasi seperti infeksi, penyumbatan saluran empedu, nyeri yang diakibatkannya dapat sakit sekali, menyerupai serangan kolik. Gejala akibat obstruksi saluran empedu dapat serupa dengan hepatitis,  mata, kulit kuning bisa juga terjadi.
Kemudian, karena faktor risiko utama batu empedu adalah kegemukan. Maka, upaya mencegah, menurunkan berat badan adalah penting sekali. Diet, olahraga bisa membantu. Mengurangi konsumsi daging merah, apalagi yang banyak mengandung lemak sangat dianjurkan. Tetapi penurunan berat badan yang cepat, kemudian naik lagi, dikenal dengan diet yo-yo, malah dapat meningkatkan risiko Anda terkena batu empedu.

Jadi, bila Anda gemuk, apalagi seorang wanita, usia lebih dari 40 tahun, Anda harus hati-hati, pemeriksaan untuk memastikan  ada tidaknya batu empedu itu lebih baik dilakukan. jangan menunggu komplikasi dulu baru Anda ke dokter.  Pencegahan terbaik adalah mempertahankan berat badan normal, olahraga, mengurangi daging merah terutama yang banyak mengandung lemak..

Thursday, January 24, 2013

Kunyah Daun Sirih Sehatkan Gigi dan Mulut



Dok, Saya pernah melihat seorang penjual tanaman memakan selembar daun sirih (dikunyah dan ditelan). Dia bilang itu bagus untuk kesehatan dan dia sering melakukan itu. Pertanyaannya, apakah betul kebiasan itu menyehatkan badan (bukan hanya untuk gigi dan mulut)? Bagaimana kalau itu dilakukan setiap hari? Dan apakah ada efek sampingnya? Terima kasih dan mohon penjelasannya.

JAWAB :
Daun sirih dengan nama ilmiah Piper betle merupakan sebuah tanaman obat penting di Asia Tenggara. Daun sirih memiliki aroma yang khas karena mengandung minyak esensial yaitu fenol dan terpen. Berbagai fitokimia yang ditemukan di daun sirih, antara lain eugenol, metil eugenol, eucalyptol, asam stearat, dan sebagainya.

Menurut Asian Pacific Journal of Cancer Prevention tahun 2011, beberapa manfaat mengunyah daun sirih adalah untuk mencegah bau mulut, serta menjaga kesehatan gigi dan gusi. Batang dan daunnya juga bermanfaat untuk mengobati gangguan pencernaan, sembelit, batuk, dan asma. Sedangkan minyak esensial yang berasal dari daunnya bermanfaat sebagai antiseptik.

Berbagai penelitian pre-klinik juga telah membuktikan bahwa daun sirih memiliki sifat anti bakteri, anti gigi berlubang, anti jamur, anti larva, anti alergi, anti diabetes, dan anti inflamasi.

Terlepas dari kegunaannya, daun sirih sering disebut-sebut sebagai penyebab kanker di dalam rongga mulut. Namun, tidak sepenuhnya pernyataan itu benar. Sebab, kebiasaan yang ada di masyarakat adalah tidak hanya mengunyah daun sirih saja tetapi juga dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti pinang, kapur, dan tembakau. Bahan campuran tersebutlah yang diyakini sebagai penyebab utama terjadinya kanker di dalam rongga mulut, terutama tembakau.

Namun, perlu juga diketahui ternyata salah satu hasil penelitian pre-klinik menyebutkan bahwa daun sirih juga memiliki sifat anti kesuburan.

Untuk mendapatkan segala manfaat daun sirih, saya rasa tidak serta-merta kita harus mengunyah dan menelan daun sirih setiap hari. Sebab, kita tidak mengetahui tingkat kebersihan daun yang kita konsumsi, dan untuk mendapatkan manfaat yang spesifik bagi tubuh, diperlukan standar yang tepat bagi sebuah tanaman obat sekalipun. Jika tidak, dikhawatirkan justru akan menimbulkan efek negatif bagi tubuh.

Sebagai saran, saat ini sudah banyak produk-produk kesehatan yang berbahan baku daun sirih di pasaran, misalnya pasta gigi daun sirih. Didukung dengan teknik menyikat gigi yang tepat, penggunaan pasta gigi berdaun sirih ini dapat membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi anda.

Sedangkan untuk kepentingan kesehatan bagian tubuh lainnya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan standar ekstrak daun sirih yang aman dan nyaman untuk dikonsumsi manusia.

Kesepian Bikin Kekebalan Tubuh Lemah


 
Kesepian ternyata tidak hanya berpengaruh pada kondisi mental tetapi juga fisik. Sebuah studi menyebutkan orang-orang yang merasa kesepian memiliki sistem kekebalan tubuh lebih rendah sehingga mereka rentan mengalami komplikasi penyakit.

Jika dibandingkan dengan orang yang punya ikatan sosial lebih baik, orang yang kesepian memproduksi protein terkait inflamasi lebih banyak. Mereka juga menunjukkan tanda reaktivitas virus herpes. Inflamasi kronik sudah lama diketahui memicu komplikasi kesehatan seperti penyakti jantung, diabetes tipe dua, artritis, dan sebagainya.

Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Archives of Internal Medicine, kadar kesepian seseorang mungkin bisa memprediksi risiko komplikasi kesehatan di masa datang.

Stres sendiri diketahui akan memicu reaktivitasi virus herpes laten. Respon yang dihadapi orang yang kesepian ternyata tak jauh berbeda.

"Orang yang kesepian sebenarnya merasa mereka berada dalam hubungan yang kualitasnya buruk," kata Lisa Jaremka, dari Institute for Behavioral Medicine Research.

Ia melakukan penelitian dengan melibatkan 200 penyintas kanker payudara yang berusia sekitar 51 tahun. Para partisipan sudah mengikuti terapi kanker payudara antara dua bulan sampai tiga tahun. Contoh darah emreka diambil dan dianalisa untuk melihat antibodi pelawan jenis virus herpes yang banyak diderita orang Amerika.

Virus tersebut tidak menyebabkan penyakit pada separuh orang yang terinfeksi. Di tubuh, virus ini akan tidur dalam waktu lama dan hanya aktif pada kondisi tertentu. Meski tidak terlalu berbahaya, reaktivitasi virus ini menunjukkan ada sesuatu yang salah dalam tubuh.

Hasil studi menunjukkan orang yang kesepian memiliki level antibodi pelawan virus herpes itu, demikian juga dengan level kecemasan, stres, dan depresi mereka. Dalam riset ini level kesepian diukur menggunakan skala yang sudah diakui.

Pengujian lain pada kelompok yang sama menunjukkan orang yang kesepian punya level protein yang terkait dengan inflamasi lebih tinggi.


Musuhku ternyata menjadi cinta sejatiku



Urusan jodoh memang membingungkan dan penuh misteri. Selama ini aku pikir jodoh itu harus dicari, harus dikejar sampai dapat (kalau bisa dengan cara apapun), ternyata Tuhan punya jawaban lain atas jodoh yang tepat untukku.
Saat ini aku sudah menikah dengan satu orang putera yang masih berusia tiga tahun. Pertama kali bertemu dengan suami lama sekali, saat aku masih di bangku Sekolah Dasar. Bisa dibilang, aku dan suami ini adalah musuh lama. Jujur ya, aku membencinya sejak masih duduk di bangku SD. Bagaimana tidak, kelakuannya selalu bikin kesal. Dia pernah memasukkan cicak ke dalam tas sekolahku, menarik rambutku atau menyembunyikan buku PR milikku.
Namanya Bobi. Apapun yang dia lakukan selalu membuat aku jengkel bahkan menangis. Boleh dibilang, aku menganggapnya sebagai anak nakal dan musuhku. Aku malas bicara dengannya, bahkan lewat di depannya. Hingga akhirnya kami berpisah saat lulus SD.
Waktu SMA aku mulai pacaran, tapi ya cuma pacaran begitu saja, belum terpikir untuk menikah atau jenjang serius yang lain. Sampai ketika aku kuliah, aku ketemu lagi dengan Bobi. Dia yang pertama mengenaliku, kami satu jurusan. Walaupun tahun demi tahun berlalu, aku masih menyimpan rasa tidak suka padanya. Jika dia bertanya padaku, aku akan menjawab dengan singkat. Apapun aku lakukan asal tidak dekat-dekat dengannya.

Tapi apa mau dikata, kami satu jurusan, sering kuliah dengan jadwal yang sama. Ah biar saja, begitu pikirku. Selama dia tidak menggangguku seperti dulu, aku cuek saja dengan kehadirannya, aku tidak terlalu peduli.

Singkat cerita, saat kuliah, aku mengincar kakak kelasku. Dia adalah pria cerdas yang sangat mendekati tipe idealku. Anda pasti mengerti tipe ideal, misalnya.. Aku nanti ingin menikah dengan pria yang tinggi, suka memasak, mandiri dan sebagainya. Bisa dikatakan si pria ini mendekati tipe suami idamanku.

Berbagai cara aku lakukan untuk bisa dekat dengannya. Akhirnya kami dekat, sering ngobrol bareng, dia juga sering mengajakku makan di luar. Tapi ya.. hanya begitu saja. Dia tidak pernah mengajakku untuk serius berpacaran. Mungkin benar ya, orang yang jatuh cinta logikanya padam. Aku terus saja berharap dan menunggu agar si pria sempurna itu dibukakan pintu hatinya dan menjadikan aku pasangannya. Seperti impianku selama ini.

Tahun demi tahun berlalu hingga hari kelulusanku tiba. Tidak juga aku mendapat sinyal si 'pria idealku' ini mengajakku ke arah serius. Aku seperti digantung, tapi juga tidak rela melepaskannya. Tidak banyak pria yang semenarik dan hampir sempurna seperti dia. Penah nih Bobi bertanya, "Kamu nggak capek nungguin dia terus? Keburu tua tauk," Pertanyaan itu memang menyebalkan dan lancang, tetapi seolah jadi palu yang menghantam pikiranku.

Ternyata tidak selamanya apa yang aku impikan, bisa terwujud. 
Mungkin saat itu aku benar-benar bodoh (kata orang, jatuh cinta itu harus bodoh, kalau belum bodoh, belum jatuh cinta namanya). Entah apa yang aku pikirkan hingga terus saja mengejar si pria yang aku anggap sempurna itu. Padahal kalau dirasa-rasa, aku capek juga menunggu dia. Akhirnya aku memasrahkan diri, jika dia jodohku, aku percaya akan didekatkan, jika tidak, aku harap Tuhan memberi sedikit sinyal agar aku bisa melepaskannya.

Seminggu kemudian, ibuku masuk rumah sakit. Positif demam berdarah menurut dokter. Sudah jelas aku panik, apalagi ibu tidak pernah masuk rumah sakit. Lima hari aku di rumah sakit, menunggu ibu yang masih pucat dan berkali-kali melakukan tes pemeriksaan darah. Ajaibnya, Bobi banyak menemaniku, karena dia juga mengenal ibu semasa aku di SD dulu. Aku anggap itu sebagai bentuk perhatian teman masa kecil tidak lebih.

Di depan ibu, aku dan Bobi bercakap-cakap seperti teman lama (walaupun aku masih dongkol waktu itu). Dan aku tidak percaya saat dia mengatakan "Gimana kalau kita nikah aja?" Aku dan ibu tertawa, mengganggapnya bercanda agar ibu tidak memikirkan sakitnya. Tapi ternyata dia tidak bercanda. Saat aku mengantarnya sampai bagian depan RS, dia mengatakan bahwa waktu kecil dulu, dia naksir aku, mungkin cinta monyet, begitu pengakuannya.

Semua hal yang menyebalkan dia lakukan hanya untuk menarik perhatianku saja. Dia juga bilang bahwa dia benar-benar jatuh cinta padaku saat kami bertemu ketika kuliah. Tapi dia tahu sedang jatuh cinta dengan cowok lain, sehingga dia tidak langsung mengatakannya.

Tidak tahu bagaimana perasaanku waktu itu, senang, malu, kesal dan tidak tahu harus menjawab apa. Tapi aku ingat sekali dia bilang begini, "Kalau ada pria yang benar-benar serius, kenapa masih mengejar dia yang tidak peduli dengan kondisi kamu saat ini?"

Kadang, hal yang menyakitkan itu bukan kebohongan, tapi kejujuran. Dan itulah yang aku rasakan. Si pria sempurna itu bahkan tidak menanyakan kabarku atau ibu, padahal dia tahu bahwa ibuku sudah lima hari di Rumah Sakit.
Mungkin kejadian itu adalah jawaban atas doaku. Pelan-pelan aku menetralkan perasaan, atau apalah namanya. Jujur, sangat sulit, ketika seseorang yang benar-benar diharapkan menjadi pendamping hidup harus rela dilepaskan dan dilupakan. Tapi kata-kata Bobi aku anggap benar, jika saat ini dia yang aku anggap sempurna tidak peduli, bagaimana nanti. Jika di dekatku ada pria yang peduli dengan hidupku, kenapa mengejar yang tidak pasti?

Aku berpikir dan terus berpikir. Sampai akhirnya aku sadar bahwa cinta itu memakai hati, tidak bisa dipikir. Sedikit demi sedikit aku melihat bahwa Bobi bukanlah bocah laki-laki nakal yang menyebalkan. Dia sudah menjadi pria muda yang baik, sopan dan ramah. Aku menyesal kenapa tidak melihat hal ini sejak awal kuliah (karena waktu itu mataku sedang buta oleh cinta).

Sedikit demi sedikit aku mulai membuka hati untuk Bobi. Aku katakan padanya, pelan-pelan saja dulu. Hingga akhirnya aku mantap bahwa dia adalah pria yang tepat untuk menjadi pendamping hidup, menjadi orang yang aku hormati dan kelak akan menjadi ayah yang baik. Setahun setelah ibu dirawat di Rumah Sakit, aku meng-iya-kan ajakannya untuk menikah. Dan inilah kami sekarang, keluarga kecil yang bahagia.

Di hari pernikahan kami, banyak teman-teman SD yang kami undang. Mereka kebanyakan mengatakan, "Ciye.. yang dulu musuhan sekarang jadi suami istri.." atau "Yang rukun ya, jangan berantem melulu kayak dulu.." Itulah misteri jodoh, siapa yang tahu. Tapi aku sudah tidak lagi membenci Bobi, aku membangun cinta yang kuat, kami sama-sama ingin berlayar dengan tenang, sehingga sebesar apapun badai yang datang, kami tetap kuat.

Itulah ceritaku, maaf kalau sangat panjang, semoga bisa bermanfaat untuk pembaca Vemale. Saranku hanya satu, jika saat ini Anda masih galau karena urusan jodoh, buka mata dan hati Anda. Coba lihat di sekitar Anda, kadang kita tidak melihat perhatian kecil yang diberikan seseorang. Kadang jodoh kita bukanlah orang yang kita anggap ideal atau sempurna, karena cinta sejati akan saling menyempurnakan.

Doa dan restu orang tua adalah kunci suksesku


Tahun 2013 akan hadir sebentar lagi. Pergantian tahun membawa hal baru, semangat baru, sekaligus kegilaan zaman yang semakin menjadi-jadi. Orang bilang, ini jaman edan, kalau tidak ikutan edan tidak akan maju dan sukses. Tapi ladies, segila apapun zaman, jangan kesampingkan restu dan doa orang tua. Banyak anak muda yang meremehkan doa dan restu orang tua untuk ngotot melakukan sesuatu, akhirnya seiring berjalannya waktu, dia mengalami kegagalan.
Bisa saja itu kebetulan?
Tidak ada yang kebetulan, semua hal berjalan atas restu Tuhan. Seperti yang kita tahu, restu Tuhan turun melalui restu orang tua, terutama restu ibu. Sekeras apapun usaha seseorang, sekuat apapun doa Anda pada Tuhan, jangan pernah lupa untuk memohon restu dan izin dari orang tua. Restu mereka akan membuat langkah Anda semakin ringan dan dipenuhi banyak berkah. Rasanya tidak perlu kami tuliskan banyak kisah keajaiban doa orang tua, kami yakin Anda sudah pernah merasakan keajaibannya :)
Selalu Minta Restu Orang Tua
Berbahagialah jika saat ini Anda masih tinggal dengan orang tua yang lengkap. Jangan pernah lupa mencium tangan mereka dan meminta doa restu saat Anda akan melakukan sesuatu. Walaupun.. tanpa diminta sekalipun, Anda sudah ada di dalam lantunan doa-doa mereka.
Jika saat ini Anda tinggal jauh dari orang tua, sempatkan waktu untuk menelepon mereka. Katakan pada mereka apa rencana-rencana Anda. "Bunda, seminggu lagi saya akan dinas ke kota Semarang, doakan saya ya.. semoga setelah itu saya mendapat promosi jabatan," kira-kira seperti itu. Jika uang untuk menelepon setiap hari dirasa tidak cukup dengan penghasilan, setidaknya Anda bisa menanyakan kabar mereka sekali dalam seminggu. Percayalah, orang tua Anda pasti senang mendengar suara Anda.
Lalu bagaimana jika orang tua saya sudah meninggal? Berdoalah untuk mereka sesuai agama Anda, lalu pejamkan mata dan berbicaralah seolah-olah orang tua Anda ada di hadapan Anda. "Ayah, bunda, bulan depan Esti akan melakukan tes kuliah di universitas yang Esti idamkan. Esti mohon doa restu dari ayah dan bunda. Jika ini bisa menjadikan masa depan Esti semakin baik, semoga jalan saya dimudahkan." Begitu juga untuk urusan yang lain, tetap libatkan orang tua Anda di setiap doa-doa Anda.
Ada orang bijak yang mengatakan:
Berikan aku seribu ulama untuk mendoakan aku, maka doa ibukulah yang lebih mustajabah (manjur/cepat terkabul).
Jadi.. jangan lupa meminta doa dan restu orang tua. Salam sayang dari Vemale untuk orang tua Anda, ladies :)

Tuesday, January 22, 2013

Wah..bayiku Cerdas

Cara Membuat Anak Cerdas sejak Bayi. Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tapi tahukah Anda, 4 hal ini tidak hanya baik tapi juga dapat membuat anak lebih cerdas dan sehat sejak bayi. 
Nah… bagi para orang tua, silakan ikuti Tips berikut ini Cara membuat anak cerdas sejak bayi hingga dewasa nanti, seperti  disadur dari laman Parenting berikut ini :
1. Bicara dengan cerdas
Ajak bayi Anda bicara sesering mungkin

Menurut Dr.Jean Ashton –pengajar dan pemerhati pendidikan anak usia dini dari Universitas Sydey, Asutralia, mengajak bayi bicara bukan hanya terbatas pada memuji, mengeluarkan kata-kata lucu atau memanggil-manggil namanya.
“Ajak bayi Anda bicara dan belajar juga menjadi pendengar yang baik untuknya. Bayi mungkin belum bisa menjawab dengan kata-kata, namun mereka pandai merespon melalui ekspresinya. Respon ini yang perlu diperhatikan dan dihargai sebagai bentuk awal bayi belajar berkomunikasi dengan lingkungannya.”
Anda juga dapat mengajak bayi berbicara cerdas dengan memanggil namanya, menanyakan sesuatu, menjelaskan hal sesuai logika serta menggunakan kalimat lengkap.
2. Ikut bermain
Masih menurut Dr. Ashton, keterlibatan Mama saat anak bermain dapat megajarkan cara bermain yang seharusnya. Kegiatan ini juga akan membantu mempercepat proses belajar anak, mengembangkan potensi sosialnya, mengenali kemampuan atau bakat, minat, hingga kebutuhan emosionalnya.
3. Bacakan cerita
Tidak ada kata terlalu dini untuk mulai membacakan cerita untuk anak. Seperti yang dikatakan Dr.Rosmarie Truglio, seorang ahli pendidikan, “Membaca dapat menumbuhkan kecintaan anak pada buku, meningkatkan kemampuan kosakata serta membantu mengembangkan keterampilan berbahasa.”
Pilih buku-buku sederhana dengan gambar dan warna yang menarik agar anak dapat turut melihat dan memainkannya.
4. Bernyanyilah!
Pilih lagu yang memiliki syair berima, memiliki nada-nada atau bunyi-bunyi unik serta membuat Anda bergerak. Cicak-cicak di dinding, hap! Mudah, bukan? “Ini cara yang sangat menyenangkan untuk mengajak anak mempelajari beragam bunyi dan menamabah perbendaharaan kata. Anak juga akan terdorong untuk ikut bergerak dan bergembira.

bayi pintar....

Intip konsep nyeri yuuk

Definisi nyeri
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. (Potter & Perry, 2005).
Definisi lain nyeri adalah pengalaman subjektif, sangat pribadi dipengaruhi oleh pendidikan, budaya, makna situasi dan kognitif ( menurut Bonica dan Melzack, 1987).
b.      Fisiologi nyeri
Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf dalam proses penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori, serabut konektor atau interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf ini mempunyai reseptor pada ujungnya yang menyebabkan impuls nyeri dihantarkan ke sum-sum tulang belakang dan otak. Reseptor-reseptor ini sangat khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh. Reseptor-reseptor yang berespon terhadap stimulus nyeri disebut nosiseptor.
Stimulus pada jaringan akan merangsang nosiseptor melepaskan zat-zat kimia, yang terdiri dari prostaglandin, histamin, bradikinin, leukotrien, substansi p, dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung syaraf dan menyampaikan impuls ke otak (Torrance & Serginson, 1997).
Menurut Smeltzer & Bare (2002) kornu dorsalis dari medula spinalis dapat dianggap sebagai tempat memproses sensori. Serabut perifer berakhir disini dan serabut traktus sensori asenden berawal disini. Juga terdapat interkoneksi antara sistem neural desenden dan traktus sensori asenden.

Traktus asenden berakhir pada otak bagian bawah dan bagian tengah dan impuls-impuls dipancarkan ke korteks serebri.
Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada sistem asenden harus diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal. Terdapat interkoneksi neuron dalam kornu dorsali yang ketika diaktifkan, menghambat atau memutuskan taransmisi informasi yang menyakitkan atau yang menstimulasi nyeri dalam jaras asenden. Seringkali area indisebut “gerbang”. Kecendrungan alamiah gerbang adalah membiarkan semua input yang menyakitkan dari perifer untuk mengaktifkan jaras asenden dan mengaktifkan nyeri. Namun demikian, jika kecendrungan ini berlalu tanpa perlawanan, akibatnya sistem yang ada akan menutup gerbang. Stimulasi dari neuron inhibitor sistem asenden menutup gerbang untuk input nyeri dan mencegah transmisi sensasi nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).
Teori gerbang kendali nyeri merupakan proses dimana terjadi interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut yang mengirim sensasi tidak nyeri memblok transmisi impuls nyeri melalui sirkuit gerbang penghambat. Sel-sel inhibitor dalam kornu dorsalis medula spinalis mengandung eukafalin yang menghambat transmisi nyeri (Wall, 1978 dikutip dari Smeltzer & Bare, 2002).
c.       Klasifikasi nyeri
Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner & Suddarth, 1996).
Berger (1992) menyatakan bahwa nyeri akut merupakan mekanisme pertahanan yang berlangsung kurang dari enam bulan. Secara fisiologis terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan ukuran pupil.
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih (Brunner & Suddarth, 1996 dikutip dari Smeltzer 2001).
Menurut Taylor (1993) nyeri ini bersifat dalam, tum
pul, diikuti berbagai macam gangguan, terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini berhubungan dengan kerusakan jaringan, ini bersifat terus-menerus atau intermitten.
d.      Cara mengatasi nyeri
Banyak aktivitas keperawatan nonfarmakologis dan noninvasif yang dapat membantu menghilangkan nyeri. Metode pereda nyeri nonfarmakologis biasanya mempunyai risiko yang sangat rendah. Tindakan nonfarmakologis bukan merupakan pengganti obat-obatan, tindakan tersebut mungkin diperlukan, atau sesuai untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit.
1) Stimulasi dan masase kutaneus
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi reseptor tidak nyeri pada bagian reseptor yang sama seperti reseptor nyeri, tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden. Masase dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot.       Teori gate control telah menjelaskan, bertujuan untuk menstimulasi serabut-serabut yang menstransmisikan sensasi tidak nyeri memblok atau menurunkan transmisi impuls nyeri.         
2) Terapi es (dingin) dan panas.   
Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat sensitivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Agar efektif, es harus diletakkan pada tempat cedera segera setelah terjadi cedera, (Cohen, 1989 dalam Suddart dan Brunner, 1997). Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan. Namun penggunaan panas kering dengan lampu pemanas tidak seefektif penggunaan es. Diduga es dan panas bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non nosiseptor) dalam bidang reseptor yang sama seperti pada cedera.   
3) Stimulasi saraf elektris transkutan / Transcutan electric nerve stimulation (TENS)
Tens menggunakan unit yang dijalankan oleh baterai dengan elektrode yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar atau mendengung pada area nyeri. Tens digunakan baik pada menghilangkan nyeri akut dan kronik.
Tens diduga dapat menurunkan nyeri dengan menstimulasi reseptor tidak nyeri (non nosiseptor) dalam area yang sama seperti pada serabut yang mentransmisi nyeri. Mekanisme ini sesuai dengan teori nyeri gate control          
4) Distraks i
Distraksi mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri, misalnya dengan cara kunjungan dari keluarga dan teman-teman pasien. Melihat film layar lebar dengan suara surround. Tidak semua pasien mencapai peredaan nyeri melalui distraksi. Distraksi diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak.    
5) Tehnik relaksasi           
Tehnik relaksasi terdiri atas napas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap ekshalasi dan inhalasi. Relaksasi otot skletal dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri.        
6) Imajinasi terbimbing    
Menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Imajinasi terbimbing menyebabkan relaksasi otot dan pikiran dimana efeknya hampir sama dengan penggunaan tehnik relaksasi dengan metode yang berbeda.         
7) Hipnosis           
Tehnik ini mungkin membantu dalam memberikan peredaan nyeri terutama dalam situasi sulit. Mekanisme bagaimana kerjanya hiposis tidak jelas tetapi tidak jelas tetapi tidak tampak diperantaraioleh sistem endorfin (Moret et.all, 1991 dalam Suddart and Brunner, 1997).
e.       Cara mengkaji nyeri
Perawat harus menggali pengalaman nyeri dari sudut pandang klien. Keuntungan pengkajian nyeri bagi klien adalah bahwa nyeri diidentifikasi, dikenali sebagai sesuatu yang nyata, dapat diukur, dapat djelaskan, serta digunakan untuk mengevaluasi perawatan.       
Hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:           
1.Ekspresi klien terhadap nyeri   
Banyak klien tidak melaporkan/mendiskusikan kondisi ketidaknyamanan. Untuk itulah perawat harus mempelajari cara verbal dan nonverbal klien dalam mengkomunikasikan rasa ketidaknyamanan. Klien yang tidak mampu berkomunikasi efektif seringkali membutuhkan perhatian khusus ketika pengkajian.    
2.Klasifikasi pengalaman nyeri   
Perawat mengkaji apakah nyeri yang dirasakan klien akut atau kronik. Apabila akut, maka dibutuhkan pengkajian yang rinci tentang karakteristik nyeri dan apabila nyeri bersifat kronik, maka perawat menentukan apakah nyeri berlangsung intermiten, persisten atau terbatas.        
3.Karakteristik nyeri       
- Onset dan durasi           
Perawat mengkaji sudah berapa lama nyeri dirasakan, seberapa sering nyeri kambuh, dan apakah munculnya nyeri itu pada waktu yang sama.      
- Lokasi   
Perawat meminta klien untuk menunjukkan dimana nyeri terasa, menetap atau terasa pada menyebar.    
- Keparahan         
Perawat meminta klien menggambarkan seberapa parah nyeri yang dirasakan. Untuk memperoleh data ini perawt bias menggunakan alat Bantu, skala ukur. Klien ditunjukkan skala ukur, kemudian disuruh memilih yang sesuai dengan kondisinya saat ini yang mana. Skala ukur bis berupa skala numeric, deskriptif, analog visual. Untuk anak-anak skala yan digunakan adalah skala oucher yang dikembangkan oleh Beyer dan skala wajah yang diembangkan oleh Wong & Baker. Pada skala oucher terdiri dari skala dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang lebih besar dan skala fotografik enam gambar pada sisi kanan untuk anak yang lebih kecil. Foto wajah seorang anak dengan peningkatan rasa ketidaknyamanan dirancang sebagai petunjuk untuk memberi anak-anak pengertian sehingga dapat memahami makna dan keparahan nyeri. Anak bisa diminta untuk mendiskripsikan nyeri yang dirasakan dengan memilih gambar yang ada. Skala wajah terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang menggambarkan wajah dari wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa nyeri), kemudian secara bertahap meningkat sampai wajah yang sangat ketakutan (nyeri yang sangat). 
Contoh gambar skala nyeri:        

- Kualitas 
Minta klien menggambarkan nyeri yang dirasakan, biarkan klien mendiskripsikan apa yang dirasakan sesuai dengan kata-katanya sendiri. Perawat boleh memberikan deskripsi pada klien, bila klien tidak mampu menggambarkan nyeri yang dirasakan.  
- Pola nyeri          
Perawat meminta klien untuk mendiskripsikan ativitas yang menyebabkan nyeri dan meminta lien untuk mendemontrasikan aktivitas yang bisa menimbulkan nyeri.
- Cara mengatasi 
Tanyakan pada klien tindakan yang dilakukan apabila nyerinya muncul dan kaji juga apakah tindakan yang dilakukan klien itu bisa efektif untuk mengurangi nyeri.
- Tanda lain yang menyertai        
Kaji adanya penyerta nyeri, seperti mual, muntah, konstipasi, gelisah, keinginan untuk miksi dll. Gejala penyerta memerlukan prioritas penanganan yang sama dengan nyeri itu sendiri.          
4. Efek nyeri pada klien  
Nyeri merupakan kejadian yang menekan atau stress dan dapat mengubah gaya hidup dan kesejahteraan psikologis individu. Perawat harus mengkaji hal-hal berikut ini untuk mengetahui efek nyeri pada klien:    
a. Tanda dan gejala fisik 
Perawat mengkaji tanda-tanda fisiologis, karena adanya nyeri yang dirasakan klien bisa berpengaruh pada fungsi normal tubuh.          
b. Efek tingkah laku        
Perawat mengkaji respon verbal, gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan interaksi sosial. Laporan verbal tentang nyeri merupakan bagian vital dari pengkajian, perawat harus bersedia mendengarkan dan berusaha memahami klien. Tidak semua klien mampu mengungkapkan nyeri yang dirasakan, untuk hal yang seperti itu perawat harus mewaspadai perilaku klien yang mengindikasikan nyeri.          
c. Efek pada ADL          
Klien yang mengalami nyeri kurang mampu berpartisipasi secara rutin dalam aktivitas sehari-hari. Pengkajian ini menunjukkan sejauh mana kemampuan dan proses penyesuaian klien berpartisipasi dalam perawatan diri. Penting juga untuk mengkaji efek nyeri pada aktivitas sosial klien.      
5. Status neurologis         
Fungsi neurologis lebih mudah mempengaruhi pengalaman nyeri. Setiap faktor yang mengganggu atau mempengaruhi resepsi dan persepsi nyeri yang normal akan mempengaruhi respon dan kesadaran klien tentang nyeri. Penting bagi perawat untuk mengkaji status neurologis klien, karena klien yang mengalami gangguan neurologis tidak sensitif terhadap nyeri. Tindakan preventif perlu dilakukan pada klien dengan kelainan neurologis yang mudah mengalami cidera.
f.       Pengukuran intensitas nyeri
Menurut Perry dan Potter (1993), nyeri tidak dapat diukur secara objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda dan gejalanya. Kadang-kadang hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan dan prilaku klien. Klien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya tersebut sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau berat. Bagaimanapun makna dari istilah tersebut berbeda. Tipe nyeri tersebut berbeda pada setiap waktu. Gambaran skala nyeri merupakan makna yang lebih objektif yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya berguna dalam mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dapat mengevaluasi perubahan kondisi klien.



 Ada tiga cara mengkaji intensitas nyeri yang biasa digunakan antara lain :
1.      skala intensitas nyeri deskriptif
-          0                       : tidak nyeri
-          1-3                    : nyeri ringan
-          4-6                    : nyeri sedang
-          7-9                    : nyeri berat terkontrol
-          10                     : nyeri berat tidak terkontrol
2.      Skala identitas nyeri numeric
-          0                       : tidak nyeri
-          1-9                    : nyeri sedang
-          10                     : nyeri hebat
3.      Skala analog visual





  Tidak nyeri                                                                                nyeri sangat hebat
4.      Skala nyeri menurut bourbanis
-          0                          : tidak nyeri
-          1-3                       : nyeri ringan
-          4-6                       : nyeri sedang
-          7-9                       : nyeri berat terkontrol
-          10                        : nyeri berat tak terkontrol.
Intensitas nyeri mengacu kepada kehebatan nyeri itu sendiri, untuk menentukan derajat nyeri, dapat menanyakan klien tentang nyeri yang dirasakan dengan menggunakan skala numerik 0-10 atau skala yang serupa lainnya yang membantu menerangkan bagaimana intensitas nyerinya. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri. Intensitas nyeri dibedakan menjadi empat dengan menggunakan skala numerik yaitu :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat terkontrol: secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10 : Nyeri sangat berat tidak terkontrol : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul.

Uji T Paired dengan SPSS

Paired T Test


Paired T Test digunakan sebagai uji komparatif atau perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif (Interval atau Rasio).

Syarat Uji T Paired adalah data bersifat homogen. Maka harus dilakukan terlebih dahulu dengan uji homogenitas. Bisa menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Untuk Uji T Paired dengan menggunakan Excel, Baca Artikel kami yang berjudul: "T Paired dalam Excel".

Kita Mulai Saja:
Cara melakukan uji T Paired di SPSS (Uji Beda Berpasangan Kuantitatif) Oleh Anwar Hidayat.




Buat Variabel seperti di atas!






Pindah ke Data View
Isi dengan Data (contoh: Berat Badan Sebelum dan Sesudah Minum Suplemen)






Klik pada menu, Analyze, Compare Means, Paired Sample T Test




Tampil jendela:






Masukkan ke dua variabe:
Klik Options; tentukan tingkat kepercayaan (Contoh: 95 % / Alfa 0,05)


Klik Continue:
Klik OK



Akan Muncul Jendela Output



Baca Output:





Correlation: Nilai Korelasi/hubungan antara 2 variabel tersebut: Hasil 0,991 artinya hubungan kuat dan positif.

Sig.: tingkat signifikansi hubungan: Hasil 0,000 artinya signifikan pada level 0,01.
Df: degree of freedom (derajat kebebasan) : Untuk uji T Paired selalu N- 1. Di mana N adalah jumlah sampel.

T = nilai t hitung: hasil 1,000: Harus dibandingkan dengan t tabel pada DF 19. Apabila  t hitung > t tabel: signifikan.

Sig. (2-tailed): Nilai probabilitas/p value uji T Paired: Hasil = 0,330. Artinya: Tidak ada perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan. Sebab: Nilai p value > 0,05 (95 % kepercayaan).

Mean: 0,250. Bernilai Positif: Artinya terjadi kecenderungan penurunan berat badan sesudah perlakuan. Rata-rata penurunannya adalah 0,250.
Sekian: Terima Kasih.
ANWAR HIDAYAT

Anda Juga Dapat Mendownload File ini dalam bentuk PDF di Link ini: