Menurunkan TD dengan
antihipertensi (AH) telah terbukti menurunkan mordibitas dan mortalitas
kardiovaskular, yaitu stroke, iskemia jantung, gagal jantung kongesif, dan
memberatnya hipertensi.
Hasil dari gabungan 14
uji klinik pada hamper 37.000 penderita dewasa dengan semua tingkat hipertensi
menunjukkan bahwa penurunan TDD 5-6 mm Hg dengan AH menurunkan insedens stroke
42% dan PJK 14% selama 4-6 tahun. Pemberian lanjut menurunkan mortalitas stroke
33% dan mortalitas koroner 26% selama 4-6 tahun. Pemberian AH pada hamper 8.500
penderita hipertensi sistolik, penurunan TD 11/3 mm Hg dengan AH menurunkan
inseidens stroke 33%, PJK 27% dan gagal jantung 55% setelah rata-rata 4,5
tahun.
Jadi AH lebih efektif
untuk mengurangi insidens stroke dan gagal jantung dibandingkan PJK, maka
pengobatan hipertensi menyebabkan terjadinya penggeseran dan penyebab kematian
diantara penderita hipertensi, dulu paling banyakgagal jantung sekarang PJK.
Kurang efektifnya AH
untuk menurunkan insidens PJK mungkin disebabkan: (1) sebagai komplikasi
aterosklerotik, banyak faktor lain ikut berperan; (2) pengobatan tidak cukup
dini dan tidak cukup panjang untuk dapat menghambat proses aterosklerotik; (3)
AH yang digunakan dimasa lalu, diuretik atau β-bloker dalam dosis besar,
menimbulkan efek kroner; (4) penurunan TD yang berlebihan pada penderita dengan
kelainan kroner akan meningkatkan kembali kejadian koroner (kurva J); dan (5)
ketidakpatuhan penderita pada pengobatan.
No comments:
Post a Comment