Thursday, January 24, 2013
Kunyah Daun Sirih Sehatkan Gigi dan Mulut
Dok, Saya pernah melihat seorang penjual tanaman memakan selembar daun sirih (dikunyah dan ditelan). Dia bilang itu bagus untuk kesehatan dan dia sering melakukan itu. Pertanyaannya, apakah betul kebiasan itu menyehatkan badan (bukan hanya untuk gigi dan mulut)? Bagaimana kalau itu dilakukan setiap hari? Dan apakah ada efek sampingnya? Terima kasih dan mohon penjelasannya.
JAWAB :
Daun sirih dengan nama ilmiah Piper betle merupakan sebuah tanaman obat penting di Asia Tenggara. Daun sirih memiliki aroma yang khas karena mengandung minyak esensial yaitu fenol dan terpen. Berbagai fitokimia yang ditemukan di daun sirih, antara lain eugenol, metil eugenol, eucalyptol, asam stearat, dan sebagainya.
Menurut Asian Pacific Journal of Cancer Prevention tahun 2011, beberapa manfaat mengunyah daun sirih adalah untuk mencegah bau mulut, serta menjaga kesehatan gigi dan gusi. Batang dan daunnya juga bermanfaat untuk mengobati gangguan pencernaan, sembelit, batuk, dan asma. Sedangkan minyak esensial yang berasal dari daunnya bermanfaat sebagai antiseptik.
Berbagai penelitian pre-klinik juga telah membuktikan bahwa daun sirih memiliki sifat anti bakteri, anti gigi berlubang, anti jamur, anti larva, anti alergi, anti diabetes, dan anti inflamasi.
Terlepas dari kegunaannya, daun sirih sering disebut-sebut sebagai penyebab kanker di dalam rongga mulut. Namun, tidak sepenuhnya pernyataan itu benar. Sebab, kebiasaan yang ada di masyarakat adalah tidak hanya mengunyah daun sirih saja tetapi juga dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti pinang, kapur, dan tembakau. Bahan campuran tersebutlah yang diyakini sebagai penyebab utama terjadinya kanker di dalam rongga mulut, terutama tembakau.
Namun, perlu juga diketahui ternyata salah satu hasil penelitian pre-klinik menyebutkan bahwa daun sirih juga memiliki sifat anti kesuburan.
Untuk mendapatkan segala manfaat daun sirih, saya rasa tidak serta-merta kita harus mengunyah dan menelan daun sirih setiap hari. Sebab, kita tidak mengetahui tingkat kebersihan daun yang kita konsumsi, dan untuk mendapatkan manfaat yang spesifik bagi tubuh, diperlukan standar yang tepat bagi sebuah tanaman obat sekalipun. Jika tidak, dikhawatirkan justru akan menimbulkan efek negatif bagi tubuh.
Sebagai saran, saat ini sudah banyak produk-produk kesehatan yang berbahan baku daun sirih di pasaran, misalnya pasta gigi daun sirih. Didukung dengan teknik menyikat gigi yang tepat, penggunaan pasta gigi berdaun sirih ini dapat membantu menjaga kesehatan gigi dan gusi anda.
Sedangkan untuk kepentingan kesehatan bagian tubuh lainnya, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan standar ekstrak daun sirih yang aman dan nyaman untuk dikonsumsi manusia.
Kesepian Bikin Kekebalan Tubuh Lemah
Kesepian ternyata tidak hanya berpengaruh pada kondisi mental tetapi
juga fisik. Sebuah studi menyebutkan orang-orang yang merasa kesepian
memiliki sistem kekebalan tubuh lebih rendah sehingga mereka rentan
mengalami komplikasi penyakit.
Jika dibandingkan dengan orang yang punya ikatan sosial lebih baik, orang yang kesepian memproduksi protein terkait inflamasi lebih banyak. Mereka juga menunjukkan tanda reaktivitas virus herpes. Inflamasi kronik sudah lama diketahui memicu komplikasi kesehatan seperti penyakti jantung, diabetes tipe dua, artritis, dan sebagainya.
Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Archives of Internal Medicine, kadar kesepian seseorang mungkin bisa memprediksi risiko komplikasi kesehatan di masa datang.
Stres sendiri diketahui akan memicu reaktivitasi virus herpes laten. Respon yang dihadapi orang yang kesepian ternyata tak jauh berbeda.
"Orang yang kesepian sebenarnya merasa mereka berada dalam hubungan yang kualitasnya buruk," kata Lisa Jaremka, dari Institute for Behavioral Medicine Research.
Ia melakukan penelitian dengan melibatkan 200 penyintas kanker payudara yang berusia sekitar 51 tahun. Para partisipan sudah mengikuti terapi kanker payudara antara dua bulan sampai tiga tahun. Contoh darah emreka diambil dan dianalisa untuk melihat antibodi pelawan jenis virus herpes yang banyak diderita orang Amerika.
Virus tersebut tidak menyebabkan penyakit pada separuh orang yang terinfeksi. Di tubuh, virus ini akan tidur dalam waktu lama dan hanya aktif pada kondisi tertentu. Meski tidak terlalu berbahaya, reaktivitasi virus ini menunjukkan ada sesuatu yang salah dalam tubuh.
Hasil studi menunjukkan orang yang kesepian memiliki level antibodi pelawan virus herpes itu, demikian juga dengan level kecemasan, stres, dan depresi mereka. Dalam riset ini level kesepian diukur menggunakan skala yang sudah diakui.
Pengujian lain pada kelompok yang sama menunjukkan orang yang kesepian punya level protein yang terkait dengan inflamasi lebih tinggi.
Jika dibandingkan dengan orang yang punya ikatan sosial lebih baik, orang yang kesepian memproduksi protein terkait inflamasi lebih banyak. Mereka juga menunjukkan tanda reaktivitas virus herpes. Inflamasi kronik sudah lama diketahui memicu komplikasi kesehatan seperti penyakti jantung, diabetes tipe dua, artritis, dan sebagainya.
Menurut studi yang dimuat dalam jurnal Archives of Internal Medicine, kadar kesepian seseorang mungkin bisa memprediksi risiko komplikasi kesehatan di masa datang.
Stres sendiri diketahui akan memicu reaktivitasi virus herpes laten. Respon yang dihadapi orang yang kesepian ternyata tak jauh berbeda.
"Orang yang kesepian sebenarnya merasa mereka berada dalam hubungan yang kualitasnya buruk," kata Lisa Jaremka, dari Institute for Behavioral Medicine Research.
Ia melakukan penelitian dengan melibatkan 200 penyintas kanker payudara yang berusia sekitar 51 tahun. Para partisipan sudah mengikuti terapi kanker payudara antara dua bulan sampai tiga tahun. Contoh darah emreka diambil dan dianalisa untuk melihat antibodi pelawan jenis virus herpes yang banyak diderita orang Amerika.
Virus tersebut tidak menyebabkan penyakit pada separuh orang yang terinfeksi. Di tubuh, virus ini akan tidur dalam waktu lama dan hanya aktif pada kondisi tertentu. Meski tidak terlalu berbahaya, reaktivitasi virus ini menunjukkan ada sesuatu yang salah dalam tubuh.
Hasil studi menunjukkan orang yang kesepian memiliki level antibodi pelawan virus herpes itu, demikian juga dengan level kecemasan, stres, dan depresi mereka. Dalam riset ini level kesepian diukur menggunakan skala yang sudah diakui.
Pengujian lain pada kelompok yang sama menunjukkan orang yang kesepian punya level protein yang terkait dengan inflamasi lebih tinggi.
Musuhku ternyata menjadi cinta sejatiku
Urusan jodoh memang membingungkan dan penuh misteri. Selama ini aku
pikir jodoh itu harus dicari, harus dikejar sampai dapat (kalau bisa
dengan cara apapun), ternyata Tuhan punya jawaban lain atas jodoh yang
tepat untukku.
Saat ini aku sudah menikah dengan satu orang putera
yang masih berusia tiga tahun. Pertama kali bertemu dengan suami lama
sekali, saat aku masih di bangku Sekolah Dasar. Bisa dibilang, aku dan
suami ini adalah musuh lama. Jujur ya, aku membencinya sejak masih duduk
di bangku SD. Bagaimana tidak, kelakuannya selalu bikin kesal. Dia
pernah memasukkan cicak ke dalam tas sekolahku, menarik rambutku atau
menyembunyikan buku PR milikku.
Namanya Bobi. Apapun yang dia
lakukan selalu membuat aku jengkel bahkan menangis. Boleh dibilang, aku
menganggapnya sebagai anak nakal dan musuhku. Aku malas bicara
dengannya, bahkan lewat di depannya. Hingga akhirnya kami berpisah saat
lulus SD.
Waktu SMA aku mulai pacaran, tapi ya cuma pacaran begitu saja, belum
terpikir untuk menikah atau jenjang serius yang lain. Sampai ketika aku
kuliah, aku ketemu lagi dengan Bobi. Dia yang pertama mengenaliku, kami
satu jurusan. Walaupun tahun demi tahun berlalu, aku masih menyimpan
rasa tidak suka padanya. Jika dia bertanya padaku, aku akan menjawab
dengan singkat. Apapun aku lakukan asal tidak dekat-dekat dengannya.
Tapi apa mau dikata, kami satu jurusan, sering kuliah dengan jadwal yang sama. Ah biar saja, begitu pikirku. Selama dia tidak menggangguku seperti dulu, aku cuek saja dengan kehadirannya, aku tidak terlalu peduli.
Singkat cerita, saat kuliah, aku mengincar kakak kelasku. Dia adalah pria cerdas yang sangat mendekati tipe idealku. Anda pasti mengerti tipe ideal, misalnya.. Aku nanti ingin menikah dengan pria yang tinggi, suka memasak, mandiri dan sebagainya. Bisa dikatakan si pria ini mendekati tipe suami idamanku.
Berbagai cara aku lakukan untuk bisa dekat dengannya. Akhirnya kami dekat, sering ngobrol bareng, dia juga sering mengajakku makan di luar. Tapi ya.. hanya begitu saja. Dia tidak pernah mengajakku untuk serius berpacaran. Mungkin benar ya, orang yang jatuh cinta logikanya padam. Aku terus saja berharap dan menunggu agar si pria sempurna itu dibukakan pintu hatinya dan menjadikan aku pasangannya. Seperti impianku selama ini.
Tahun demi tahun berlalu hingga hari kelulusanku tiba. Tidak juga aku mendapat sinyal si 'pria idealku' ini mengajakku ke arah serius. Aku seperti digantung, tapi juga tidak rela melepaskannya. Tidak banyak pria yang semenarik dan hampir sempurna seperti dia. Penah nih Bobi bertanya, "Kamu nggak capek nungguin dia terus? Keburu tua tauk," Pertanyaan itu memang menyebalkan dan lancang, tetapi seolah jadi palu yang menghantam pikiranku.
Ternyata tidak selamanya apa yang aku impikan, bisa terwujud.
Tapi apa mau dikata, kami satu jurusan, sering kuliah dengan jadwal yang sama. Ah biar saja, begitu pikirku. Selama dia tidak menggangguku seperti dulu, aku cuek saja dengan kehadirannya, aku tidak terlalu peduli.
Singkat cerita, saat kuliah, aku mengincar kakak kelasku. Dia adalah pria cerdas yang sangat mendekati tipe idealku. Anda pasti mengerti tipe ideal, misalnya.. Aku nanti ingin menikah dengan pria yang tinggi, suka memasak, mandiri dan sebagainya. Bisa dikatakan si pria ini mendekati tipe suami idamanku.
Berbagai cara aku lakukan untuk bisa dekat dengannya. Akhirnya kami dekat, sering ngobrol bareng, dia juga sering mengajakku makan di luar. Tapi ya.. hanya begitu saja. Dia tidak pernah mengajakku untuk serius berpacaran. Mungkin benar ya, orang yang jatuh cinta logikanya padam. Aku terus saja berharap dan menunggu agar si pria sempurna itu dibukakan pintu hatinya dan menjadikan aku pasangannya. Seperti impianku selama ini.
Tahun demi tahun berlalu hingga hari kelulusanku tiba. Tidak juga aku mendapat sinyal si 'pria idealku' ini mengajakku ke arah serius. Aku seperti digantung, tapi juga tidak rela melepaskannya. Tidak banyak pria yang semenarik dan hampir sempurna seperti dia. Penah nih Bobi bertanya, "Kamu nggak capek nungguin dia terus? Keburu tua tauk," Pertanyaan itu memang menyebalkan dan lancang, tetapi seolah jadi palu yang menghantam pikiranku.
Ternyata tidak selamanya apa yang aku impikan, bisa terwujud.
Mungkin saat itu aku benar-benar bodoh (kata orang, jatuh cinta itu
harus bodoh, kalau belum bodoh, belum jatuh cinta namanya). Entah apa
yang aku pikirkan hingga terus saja mengejar si pria yang aku anggap
sempurna itu. Padahal kalau dirasa-rasa, aku capek juga menunggu dia.
Akhirnya aku memasrahkan diri, jika dia jodohku, aku percaya akan
didekatkan, jika tidak, aku harap Tuhan memberi sedikit sinyal agar aku
bisa melepaskannya.
Seminggu kemudian, ibuku masuk rumah sakit. Positif demam berdarah menurut dokter. Sudah jelas aku panik, apalagi ibu tidak pernah masuk rumah sakit. Lima hari aku di rumah sakit, menunggu ibu yang masih pucat dan berkali-kali melakukan tes pemeriksaan darah. Ajaibnya, Bobi banyak menemaniku, karena dia juga mengenal ibu semasa aku di SD dulu. Aku anggap itu sebagai bentuk perhatian teman masa kecil tidak lebih.
Di depan ibu, aku dan Bobi bercakap-cakap seperti teman lama (walaupun aku masih dongkol waktu itu). Dan aku tidak percaya saat dia mengatakan "Gimana kalau kita nikah aja?" Aku dan ibu tertawa, mengganggapnya bercanda agar ibu tidak memikirkan sakitnya. Tapi ternyata dia tidak bercanda. Saat aku mengantarnya sampai bagian depan RS, dia mengatakan bahwa waktu kecil dulu, dia naksir aku, mungkin cinta monyet, begitu pengakuannya.
Semua hal yang menyebalkan dia lakukan hanya untuk menarik perhatianku saja. Dia juga bilang bahwa dia benar-benar jatuh cinta padaku saat kami bertemu ketika kuliah. Tapi dia tahu sedang jatuh cinta dengan cowok lain, sehingga dia tidak langsung mengatakannya.
Tidak tahu bagaimana perasaanku waktu itu, senang, malu, kesal dan tidak tahu harus menjawab apa. Tapi aku ingat sekali dia bilang begini, "Kalau ada pria yang benar-benar serius, kenapa masih mengejar dia yang tidak peduli dengan kondisi kamu saat ini?"
Kadang, hal yang menyakitkan itu bukan kebohongan, tapi kejujuran. Dan itulah yang aku rasakan. Si pria sempurna itu bahkan tidak menanyakan kabarku atau ibu, padahal dia tahu bahwa ibuku sudah lima hari di Rumah Sakit.
Seminggu kemudian, ibuku masuk rumah sakit. Positif demam berdarah menurut dokter. Sudah jelas aku panik, apalagi ibu tidak pernah masuk rumah sakit. Lima hari aku di rumah sakit, menunggu ibu yang masih pucat dan berkali-kali melakukan tes pemeriksaan darah. Ajaibnya, Bobi banyak menemaniku, karena dia juga mengenal ibu semasa aku di SD dulu. Aku anggap itu sebagai bentuk perhatian teman masa kecil tidak lebih.
Di depan ibu, aku dan Bobi bercakap-cakap seperti teman lama (walaupun aku masih dongkol waktu itu). Dan aku tidak percaya saat dia mengatakan "Gimana kalau kita nikah aja?" Aku dan ibu tertawa, mengganggapnya bercanda agar ibu tidak memikirkan sakitnya. Tapi ternyata dia tidak bercanda. Saat aku mengantarnya sampai bagian depan RS, dia mengatakan bahwa waktu kecil dulu, dia naksir aku, mungkin cinta monyet, begitu pengakuannya.
Semua hal yang menyebalkan dia lakukan hanya untuk menarik perhatianku saja. Dia juga bilang bahwa dia benar-benar jatuh cinta padaku saat kami bertemu ketika kuliah. Tapi dia tahu sedang jatuh cinta dengan cowok lain, sehingga dia tidak langsung mengatakannya.
Tidak tahu bagaimana perasaanku waktu itu, senang, malu, kesal dan tidak tahu harus menjawab apa. Tapi aku ingat sekali dia bilang begini, "Kalau ada pria yang benar-benar serius, kenapa masih mengejar dia yang tidak peduli dengan kondisi kamu saat ini?"
Kadang, hal yang menyakitkan itu bukan kebohongan, tapi kejujuran. Dan itulah yang aku rasakan. Si pria sempurna itu bahkan tidak menanyakan kabarku atau ibu, padahal dia tahu bahwa ibuku sudah lima hari di Rumah Sakit.
Mungkin kejadian itu adalah jawaban atas doaku. Pelan-pelan aku
menetralkan perasaan, atau apalah namanya. Jujur, sangat sulit, ketika
seseorang yang benar-benar diharapkan menjadi pendamping hidup harus
rela dilepaskan dan dilupakan. Tapi kata-kata Bobi aku anggap benar,
jika saat ini dia yang aku anggap sempurna tidak peduli, bagaimana
nanti. Jika di dekatku ada pria yang peduli dengan hidupku, kenapa
mengejar yang tidak pasti?
Aku berpikir dan terus berpikir. Sampai akhirnya aku sadar bahwa cinta itu memakai hati, tidak bisa dipikir. Sedikit demi sedikit aku melihat bahwa Bobi bukanlah bocah laki-laki nakal yang menyebalkan. Dia sudah menjadi pria muda yang baik, sopan dan ramah. Aku menyesal kenapa tidak melihat hal ini sejak awal kuliah (karena waktu itu mataku sedang buta oleh cinta).
Sedikit demi sedikit aku mulai membuka hati untuk Bobi. Aku katakan padanya, pelan-pelan saja dulu. Hingga akhirnya aku mantap bahwa dia adalah pria yang tepat untuk menjadi pendamping hidup, menjadi orang yang aku hormati dan kelak akan menjadi ayah yang baik. Setahun setelah ibu dirawat di Rumah Sakit, aku meng-iya-kan ajakannya untuk menikah. Dan inilah kami sekarang, keluarga kecil yang bahagia.
Di hari pernikahan kami, banyak teman-teman SD yang kami undang. Mereka kebanyakan mengatakan, "Ciye.. yang dulu musuhan sekarang jadi suami istri.." atau "Yang rukun ya, jangan berantem melulu kayak dulu.." Itulah misteri jodoh, siapa yang tahu. Tapi aku sudah tidak lagi membenci Bobi, aku membangun cinta yang kuat, kami sama-sama ingin berlayar dengan tenang, sehingga sebesar apapun badai yang datang, kami tetap kuat.
Itulah ceritaku, maaf kalau sangat panjang, semoga bisa bermanfaat untuk pembaca Vemale. Saranku hanya satu, jika saat ini Anda masih galau karena urusan jodoh, buka mata dan hati Anda. Coba lihat di sekitar Anda, kadang kita tidak melihat perhatian kecil yang diberikan seseorang. Kadang jodoh kita bukanlah orang yang kita anggap ideal atau sempurna, karena cinta sejati akan saling menyempurnakan.
Aku berpikir dan terus berpikir. Sampai akhirnya aku sadar bahwa cinta itu memakai hati, tidak bisa dipikir. Sedikit demi sedikit aku melihat bahwa Bobi bukanlah bocah laki-laki nakal yang menyebalkan. Dia sudah menjadi pria muda yang baik, sopan dan ramah. Aku menyesal kenapa tidak melihat hal ini sejak awal kuliah (karena waktu itu mataku sedang buta oleh cinta).
Sedikit demi sedikit aku mulai membuka hati untuk Bobi. Aku katakan padanya, pelan-pelan saja dulu. Hingga akhirnya aku mantap bahwa dia adalah pria yang tepat untuk menjadi pendamping hidup, menjadi orang yang aku hormati dan kelak akan menjadi ayah yang baik. Setahun setelah ibu dirawat di Rumah Sakit, aku meng-iya-kan ajakannya untuk menikah. Dan inilah kami sekarang, keluarga kecil yang bahagia.
Di hari pernikahan kami, banyak teman-teman SD yang kami undang. Mereka kebanyakan mengatakan, "Ciye.. yang dulu musuhan sekarang jadi suami istri.." atau "Yang rukun ya, jangan berantem melulu kayak dulu.." Itulah misteri jodoh, siapa yang tahu. Tapi aku sudah tidak lagi membenci Bobi, aku membangun cinta yang kuat, kami sama-sama ingin berlayar dengan tenang, sehingga sebesar apapun badai yang datang, kami tetap kuat.
Itulah ceritaku, maaf kalau sangat panjang, semoga bisa bermanfaat untuk pembaca Vemale. Saranku hanya satu, jika saat ini Anda masih galau karena urusan jodoh, buka mata dan hati Anda. Coba lihat di sekitar Anda, kadang kita tidak melihat perhatian kecil yang diberikan seseorang. Kadang jodoh kita bukanlah orang yang kita anggap ideal atau sempurna, karena cinta sejati akan saling menyempurnakan.
Doa dan restu orang tua adalah kunci suksesku
Tahun 2013 akan hadir sebentar lagi. Pergantian tahun membawa hal baru,
semangat baru, sekaligus kegilaan zaman yang semakin menjadi-jadi. Orang
bilang, ini jaman edan, kalau tidak ikutan edan tidak akan maju dan
sukses. Tapi ladies, segila apapun zaman, jangan kesampingkan restu dan
doa orang tua. Banyak anak muda yang meremehkan doa dan restu orang tua
untuk ngotot melakukan sesuatu, akhirnya seiring berjalannya waktu, dia
mengalami kegagalan.
Bisa saja itu kebetulan?
Tidak
ada yang kebetulan, semua hal berjalan atas restu Tuhan. Seperti yang
kita tahu, restu Tuhan turun melalui restu orang tua, terutama restu
ibu. Sekeras apapun usaha seseorang, sekuat apapun doa Anda pada Tuhan,
jangan pernah lupa untuk memohon restu dan izin dari orang tua. Restu
mereka akan membuat langkah Anda semakin ringan dan dipenuhi banyak
berkah. Rasanya tidak perlu kami tuliskan banyak kisah keajaiban doa
orang tua, kami yakin Anda sudah pernah merasakan keajaibannya :)
Selalu Minta Restu Orang Tua
Berbahagialah
jika saat ini Anda masih tinggal dengan orang tua yang lengkap. Jangan
pernah lupa mencium tangan mereka dan meminta doa restu saat Anda akan
melakukan sesuatu. Walaupun.. tanpa diminta sekalipun, Anda sudah ada di
dalam lantunan doa-doa mereka.
Jika saat ini Anda tinggal jauh
dari orang tua, sempatkan waktu untuk menelepon mereka. Katakan pada
mereka apa rencana-rencana Anda. "Bunda, seminggu lagi saya akan dinas
ke kota Semarang, doakan saya ya.. semoga setelah itu saya mendapat
promosi jabatan," kira-kira seperti itu. Jika uang untuk menelepon
setiap hari dirasa tidak cukup dengan penghasilan, setidaknya Anda bisa
menanyakan kabar mereka sekali dalam seminggu. Percayalah, orang tua
Anda pasti senang mendengar suara Anda.
Lalu bagaimana jika orang
tua saya sudah meninggal? Berdoalah untuk mereka sesuai agama Anda, lalu
pejamkan mata dan berbicaralah seolah-olah orang tua Anda ada di
hadapan Anda. "Ayah, bunda, bulan depan Esti akan melakukan tes kuliah
di universitas yang Esti idamkan. Esti mohon doa restu dari ayah dan
bunda. Jika ini bisa menjadikan masa depan Esti semakin baik, semoga
jalan saya dimudahkan." Begitu juga untuk urusan yang lain, tetap
libatkan orang tua Anda di setiap doa-doa Anda.
Ada orang bijak yang mengatakan:
Berikan aku seribu ulama untuk mendoakan aku, maka doa ibukulah yang lebih mustajabah (manjur/cepat terkabul).
Jadi.. jangan lupa meminta doa dan restu orang tua. Salam sayang dari Vemale untuk orang tua Anda, ladies :)
Subscribe to:
Posts (Atom)